7 Tahun Jadi Raja: Kisah Kejayaan Lyon yang Kini Tinggal Cerita

1 month ago 23
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta Lyon baru saja mengalami salah satu momen tergelap dalam sejarah mereka. Klub asal Prancis itu divonis degradasi ke Ligue 2 karena kondisi keuangan yang memburuk.

Keputusan ini diambil oleh DNGC, badan pengawas finansial sepak bola Prancis, setelah pertemuan yang gagal meyakinkan mereka. Padahal, Lyon pernah menjadi simbol kekuatan sepak bola Prancis pada awal 2000-an.

Dulu, mereka adalah raja tak terbantahkan. Kini, mereka harus merangkak kembali dari kasta kedua. Transformasi ini begitu kontras, mengingat betapa hebatnya mereka di masa lalu.

Misi Aulas dan Kebangkitan Lyon

Segalanya berubah sejak Juni 1987, ketika Jean-Michel Aulas mengambil alih klub. Ia datang dengan visi besar: membawa Lyon ke Divisi 1 dalam empat tahun lewat proyek ambisius bertajuk OL – Europe.

Aulas memberi keleluasaan kepada pelatih Raymond Domenech untuk merekrut siapa pun yang dianggap tepat. Hasilnya, promosi langsung dan tiket ke UEFA Cup menjadi awal dari segalanya.

Namun, prestasi stagnan membuat Domenech digantikan Jean Tigana yang langsung membawa Lyon finis kedua pada musim 1994–1995. Tanda-tanda kebangkitan mulai terlihat dari sini.

2002–2008: Era Keemasan yang Tiada Tanding

Musim panas 2021, seorang gelandang dinamis dan spesialis set-piece asal Brasil ditransfer ke Lyon. Namanya, Juninho Pernambucano. Kehadirannya di Stade Gerland dianggap sebagai katalis utama dari dominasi luar biasa Lyon.

Gelar pertama Ligue 1 akhirnya datang pada 2002, sekaligus memulai rekor nasional tujuh gelar beruntun. Saat itu, mereka menaklukkan Lens 3-1 di laga penentu, dan sejak itu muncul istilah DNA Lyon—mental pantang menyerah yang terus menjadi identitas klub.

Musim berikutnya, meski kehilangan Jacques Santini yang melatih timnas, Paul Le Guen sukses mempertahankan gelar. Sistem 4-2-3-1 dan kembalinya Sonny Anderson memperkuat dominasi OL.

Namun, ada duka yang menyelimuti saat Marc-Vivien Foe meninggal dunia akibat serangan jantung pada 26 Juni 2003. Sebagai penghormatan, nomor punggung 17 yang dikenakannya dipensiunkan.

Lini Produksi Bintang dan Transisi Tanpa Guncangan

Paul Le Guen dikenal jago membina pemain muda, dan strategi itu ia terapkan di Lyon. Nama-nama seperti Michael Essien, Florent Malouda, Peguy Luyindula, dan Hatem Ben Arfa mulai bersinar.

Musim 2004–2005, mereka unggul 12 poin dan tak terbendung hingga meraih gelar keempat. Saat Le Guen mundur, Gerard Houllier masuk membawa era baru tanpa mengganggu stabilitas.

Houllier merekrut John Carew, Fred, Pedretti, dan Tiago sebagai pengganti Essien yang hijrah ke Chelsea dengan saga transfer panjang. Karim Benzema dan Ben Arfa pun mulai sering menghiasi tim utama.

Puncak Dominasi dan Awal Kemunduran

Musim 2005–2006 jadi puncak segalanya: 15 laga tanpa kalah, kemenangan 3-0 atas Real Madrid di Liga Champions, dan gelar kelima diraih dengan keunggulan 15 poin. Meski banyak pemain keluar-masuk, mesin kemenangan tetap berjalan.

Musim berikutnya, gelar keenam datang, tapi Liga Champions masih jadi mimpi yang sulit digapai. Aulas pun mengganti Houllier dengan Alain Perrin, berharap gebrakan baru di Eropa.

Perrin berhasil membawa Lyon meraih gelar ketujuh dan Coupe de France, tapi konflik internal menghantui. Benzema tampil gemilang dengan 31 gol, tapi kisruh antar pemain dan masalah manajemen jadi alasan pemecatan Perrin.

Runtuhnya Sebuah Dinasti