Liputan6.com, Jakarta Para pencinta sinetron Indonesia tentu masih ingat Jehan Albert Fauzie atau Jehan Sienna. Pada 2007, namanya melambung lewat sinetron Cinderella hingga Sissy Si Putri Duyung yang mengudara di layar kaca SCTV.
Kini Jehan Albert Fauzie berbagi kabar terbaru. Ia menggeluti bisnis kecantikan. Ketertarikan Jehan Albert Fauzie pada dunia estetika muncul sejak usianya masih 15 tahun. Kala itu, ia senang merawat diri di klinik maupun salon.
Tak henti sampai di situ, pada 2019, Jehan Albert Fauzie mengambil sertifikasi sebagai konsultan health and beauty di salah satu perusahaan ternama dari Taiwan. Momen ini membuat minat sang artis pada industri kecantikan menguat.
“Di sana, saya belajar kesehatan dan kecantikan dengan metode wellness. Saya bermimpi suatu hari bisa memberikan perawatan ke pasien tak hanya dari sisi estetika tapi juga mempertimbangkan unsur kesehatannya,” kata Jehan Albert Fauzie.
Jehan Bicara Tren Kecantikan
Melansir dari Kapanlagi.com, Sabtu (2/8/2025), impian itu jadi kenyataan saat Jehan Albert Fauzie bertemu dua kawan lama ,yakni Jean Niode dan Erlina. Ketiganya memiliki visi yang sama, yakni melihat kecantikan dan kesehatan sebagai satu kesatuan.
Jehan Albert Fauzie mengulas, “Di tengah tren kecantikan yang terus berubah, personalized beauty jadi satu jawaban untuk memenuhi kebutuhan estetika yang sesuai masing-masing individu. Ini membuat perawatan lebih selaras dengan kesehatan.”
Jehan Bicara Perawatan Kecantikan
Kapanlagi.com mengabarkan, Jean Niode merupakan pendiri pusat kebugaran HOM (House Of Metamorfit) Gym. Kesamaan visi dan misi membuat Jehan Albert Fauzie dan kawan-kawan membangun HOM Aesthetic pada 2023.
Tim Jehan Albert Fauzie diperkuat 7 dokter bersertifikasi dan berpengalaman. Lebih lanjut, Jehan Albert Fauzie buka kartu soal perawatan kecantikan berbasis tes DNA. DNA adalah molekul dalam tubuh yang menyimpan seluruh informasi di tubuh.
Jehan Bicara Tes DNA
Melalui tes DNA ini, nantinya terlihat bagaimana informasi yang lebih dalam mengenai kebutuhan nutrisi pasien, olahraga, alergi, intoleransi makanan, prediksi risiko penyakit metabolik, kesehatan kulit serta hormonal, secara presisi sekaligus personal.
“Karena tiap individu punya kondisi berbeda, tes genetika efektif menentukan perawatan yang paling tepat. Tes DNA bisa dilakukan sejak bayi usia tiga bulan hingga dewasa. Genetika tak bisa berubah kecuali pasien terpapar radiasi tinggi atau virus tertentu,” pungkasnya.