Jakarta, CNBC Indonesia - Nasib penjualan mobil nasional tahun 2025 ini terancam lebih buruk dibandingkan tahun 2024 lalu. Artinya, penjualan mobil tahun ini kemungkinan belum akan mampu kembali ke jalur 1 juta unit seperti tahun-tahun sebelumnya.
Padahal, pameran otomotif GIIAS 2025 baru saja digelar dan berhasil menarik pengunjung hampir setengah juta orang. Ajang ini sebelumnya digadang-gadang bisa jadi harapan bagi penjualan mobil nasional tahun 2025.
Seperti diketahui, penjualan mobil sepanjang 2024 secara wholesale tercatat hanya 865.723 unit. Angka ini jauh lebih kecil dibanding 2023 yang tembus 1.005.802 unit. Artinya ada penurunan sebesar 140.079 unit atau 13,9%. Sedangkan penjualan retail juga anjlok 10,9% atau 108.379 unit dari 998.059 unit di 2023 menjadi 889.680 unit.
Sementara, penjualan mobil nasional pada bulan Juni 2025 lalu tercatat mencapai mencapai 57.761 unit. Turun 2.851 unit atau 4,71% dibanding Mei 2025 yang sebanyak 60.612 unit.
Sepanjang paruh pertama tahun 2025, penjualan mobil tercatat sebanyak 374.741 unit. Angka ini merosot 35.279 unit atau 8,60% dibandingkan periode sama tahun 2024 yang mencatat penjualan mencapai 410.020 unit.
"GIIAS dengan tren peningkatan jumlah pengunjung setiap tahunnya, bahkan tahun ini mampu menarik hampir setengah juta pengunjung. Ini jelas berhasil menjaga optimisme industri melalui pameran teknologi dan minat publik," kata Pengamat Otomotif Yannes Martinus Pasaribu kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (7/8/2025).
Hanya saja, imbuh dia, ada sederet pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh setiap pihak terkait untuk mendongkrak penjualan mobil di Tanah Air.
"Harus memenuhi persyaratan seperti pertumbuhan ekonomi makro yang dapat meningkatkan daya beli (PR pemerintah), menata ulang kenaikan harga mobil yang konsisten sekitar 7% per tahun termasuk berbagai beban pajak terkait mulai dari industri tier 4 hingga tier 1 (PR para APM dan Pemerintah), kecepatan eksekusi insentif pemerintah (PR Pemerintah), relaksasi opsen pajak daerah (PR Pemda)," katanya.
Tugas lainnya, kata dia, kemampuan menjaga inflasi yang rendah (PR pemerintah), inovasi produk (PR APM) dan model pembiayaan (PR leasing). Dan, termasuk PR para endorser, APM, dealer, blogger, komunitas otomotif, yaitu terkait literasi teknologi kepada masyarakat.
"Jika PR ini tidak berhasil dikerjakan, maka sales akhir tahun bisa di bawah 800.000-an," ucap Yannes.
"Kecuali terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi makro yang signifikan di semester 2 tahun ini," sambungnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) Yohannes Nangoi mengungkapkan, GIIAS 2025 yang digelar selama 11 hari, mulai tanggal 24 Juli hingga 3 Agustus di ICE BSD City, Tangerang.
Puluhan merek mobil dipamerkan di ajang ini, disertai peluncuran berderet lini dan varian baru mobil-mobil produksi lokal dan impor.
Disebutkan, jumlah pengunjung GIIAS 2025 mencapai sebanyak 485.569 orang, naik dari tahun 2024 yang tercatat 475.084 orang.
"Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan penuh yang diberikan pemerintah di GIIAS 2025, sebagai ajang yang mencerminkan upaya dan semangat industri otomotif Indonesia untuk terus tumbuh. Dan tentunya Gaikindo sangat mengapresiasi antusiasme para pengunjung yang terlihat tak surut sepanjang 11 hari penyelenggaraan GIIAS 2025," kata Yohannes Nangoi, dikutip dari detikoto.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Terduga! Bukan Harga, Ini Alasan Utama Orang RI Beli Mobil Listrik