REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muncul narasi beredar di kanal media sosial (medsos) mengenai ratusan warga Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah, mengungsi akibat konflik bersenjata di Sugapa. Hal itu jelas tidak sesuai dengan fakta di lapangan alias hoaks.
Isu tersebut merupakan propaganda yang sengaja diembuskan oleh anggota dan simpatisan Organisasi Papua Merdeka (OPM) untuk membalikkan keadaan setelah kehilangan sejumlah tokohnya. Prajurit Komando Operasi Harus Berhasil Maksimal (Koops Habema) TNI pada 11–12 Agustus 2025, berhasil melaksanakan operasi penindakan secara terukur.
Hasilnya, sejumlah tokoh OPM tewas serta dedengkot kelompok separatis terluka hingga kabur ke hutan. Operasi penindakan itu membuat gerombolan OPM semakin terdesak, sehingga berusaha menciptakan opini seolah-olah masyarakat sipil menjadi korban.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Kristomei Sianturi menjelaskan, fakta di lapangan justru menunjukkan kehidupan masyarakat berjalan normal. Aktivitas warga di pasar, sekolah, rumah ibadah, dan fasilitas umum tetap berlangsung seperti biasa. Bahkan, peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia di Kabupaten Intan Jaya pada Ahad (17/8/2025), berlangsung aman, lancar, dan penuh khidmat.
Menurut Kristomei, upacara penaikan bendera pada pagi hari dipimpin langsung oleh Bupati Intan Jaya. Demikian pula di wilayah lain, tepatnya di Provinsi Papua Pegunungan, Gubernur Jhon Tabo bertindak sebagai inspektur upacara (Iirup) pada penaikan bendera. Sementara upacara penurunan bendera sore harinya dipimpin oleh Wakil Gubernur Ones Pahabol.
"Seluruh rangkaian acara berlangsung tertib, dihadiri masyarakat, pelajar, tokoh agama, dan tokoh adat setempat, tanpa adanya gangguan keamanan," kata Kristomei dalam keterangan pers di Jakarta, Senin (18/8/2025).
Menurut dia, isu pengungsian massal yang dikaitkan dengan aparat TNI adalah propaganda OPM. Propaganda acapkali dilakukan saat gerombolan itu mulai terdesak akibat operasi penindakan yang dilakukan oleh TNI berdasarkan informasi dan bantuan masyarakat.
"Operasi TNI berhasil menewaskan tokoh OPM dan anggotanya. Faktanya, masyarakat tetap beraktivitas normal dan upacara HUT RI di seluruh wilayah Papua berlangsung aman. TNI selalu melaksanakan operasi secara profesional, terukur, dan mengutamakan perlindungan terhadap warga sipil," kata Kristomei.