Beijing (ANTARA) - Pemerintah China, menjelang pertemuan lanjutan di Swedia, mengaku masih berharap Amerika Serikat (AS) dapat terus melanjutkan kesepakatan yang dicapai sebelumnya terkait perang dagang.
Perwakilan dari China dan AS yaitu Wakil Perdana Menteri China He Lifeng dan Menteri Keuangan AS Scott Bessent diketahui akan bertemu pada Senin-Selasa, 28-29 Juli 2025 di Stockholm, Swedia, untuk membahas tarif dagang kedua negara.
"Saya ingin menekankan bahwa posisi China terkait isu ekonomi dan perdagangan ini konsisten dan jelas. Kami berharap AS akan bekerja sama dengan China untuk menindaklanjuti kesepahaman bersama yang penting yang dicapai oleh kedua presiden selama panggilan telepon," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing, Senin (28/7).
Pertemuan di Swedia itu adalah pertemuan lanjutan setelah di di Jenewa, Swis pada Mei 2025 dan di London, Inggris pada Juni 2025 dimana barang AS ke China telah dipangkas tarifnya menjadi 10 persen sementara barang-barang China ke AS terkena tarif 30 persen.
Tapi keputusan pertemuan sebelumnya punya tenggat waktu yaitu 90 hari dan akan berakhir pada 12 Agustus 2025. Sebelumnya, bea impor terhadap produk China yang masuk ke AS adalah sebesar 145 persen sedangkan China menetapkan tarif 125 persen terhadap produk AS.
"Kami harap AS memanfaatkan mekanisme konsultasi dengan baik, mencapai lebih banyak konsensus dan kerja sama, serta mengurangi kesalahpahaman melalui komunikasi dan dialog atas dasar kesetaraan, rasa hormat, dan saling menguntungkan, serta mendorong perkembangan hubungan China-AS yang stabil, sehat, dan berkelanjutan," tambah Guo Jiakun.
Pertemuan Stockholm tersebut terjadi di tengah ancaman kenaikan tarif impor barang ke AS seperti yang disampaikan Presiden Donald Trump, efektif berlaku 1 Agustus. Tarif yang lebih tinggi, yang diancamkan terhadap mitra dagang AS adalah sebesar 10-50 persen.
Pada 2024, AS mencatat defisit neraca perdagangan dengan China sebesar 295,5 miliar dollar AS. Sebagai perbandingan, AS mencatat defisit 418 miliar dollar AS pada 2018. Defisit AS mulai menurun beberapa tahun terakhir.
Sejak mengumumkan tarif impor ke banyak negara, AS baru mencapai kesepakatan bilateral dengan Inggris, Vietnam, Indonesia, Filipina, dan Jepang.
Sebelumnya pada Minggu (27/7), AS sudah mencapai kesepakatan kerangka perdagangan dengan Uni Eropa (EU) dengan mengenakan tarif impor 15 persen pada sebagian besar barang asal Eropa yang masuk ke AS.
Keputusan ini diambil setelah Presiden AS Donald Trump dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen bertemu di Skotlandia selama 1 jam. Rencana tersebut juga mencakup investasi EU di AS yang mencapai 600 miliar dolar AS serta peningkatan pembelian senjata dan energi dari AS senilai 750 miliar dolar AS.
Namun, hasil itu tidak sepenuhnya mendapat sambutan positif karena target awal EU adalah mencapai kesepakatan tarif nol persen, atau turun drastis dari ancaman tarif Trump sebesar 30 persen.
Baca juga: China harap isi surat Trump sesuai pembicaraan telepon Xi Jinping
Baca juga: AS kemungkinan perpanjang perundingan tarif hingga 1 Sept
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.