Beijing (ANTARA) - Pemerintah China mengatakan pihaknya siap bekerja sama dengan Brasil maupun negara-negara Amerika Latin lainnya menjelang penerapan tarif 50 persen oleh Amerika Serikat pada 1 Agustus 2025 atas negara yang dipimpin Presiden Lula da Silva itu.
"Saya ingin menekankan bahwa perang tarif tidak mengenal pemenang, dan praktik unilateral tidak menguntungkan siapa pun. China siap bekerja sama dengan Brasil, negara-negara Amerika Latin dan Karibia lainnya," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing pada Senin (27/8).
Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebelumnya menyatakan akan menerapkan tarif impor 50 persen terhadap produk-produk asal Brasil mulai 1 Agustus 2025 karena Trump marah atas persidangan mantan Presiden Brazil Jair Bolsonaro.
Trump menyebut persidangan itu sebagai aib internasional dengan mengatakan "Persidangan ini seharusnya tidak terjadi. Ini adalah perburuan penyihir yang harus dihentikan SEGERA!"
"China juga akan bekerja sama dengan negara-negara BRICS untuk bersama-sama menegakkan sistem perdagangan multilateral yang berpusat pada WTO dan keadilan serta keadilan internasional," tambah Guo Jiakun.
Selain itu, China juga terbuka untuk bekerja sama dengan Brasil termasuk di bidang penerbangan dengan pabrikan pesawat Brasil, Embraer.
"Mengenai kerja sama di bidang pesawat terbang, izinkan saya menegaskan kembali bahwa China mementingkan kerja sama yang berorientasi pada hasil dengan Brasil, termasuk kerja sama di bidang penerbangan. Kami siap untuk mempromosikan kerja sama yang relevan berdasarkan prinsip-prinsip pasar dan memberikan dorongan bagi pembangunan nasional masing-masing," jelag Guo Jiakun.
Mantan presiden Brasil Bolsonaro dan tujuh orang lainnya didakwa atas upaya kudeta. Dengan suara bulat lima banding nol, Mahkamah Agung Brasil memutuskan bahwa dakwaan terhadap Bolsonaro memerlukan persidangan pidana.
Mantan presiden tersebut dapat menghadapi hukuman hingga 30 tahun penjara jika terbukti bersalah.
Dalam suratnya ke Lula da Silva, Trump juga mengkritik Brasil dengan menyebut negara itu melakukan serangan licik terhadap pemilu yang bebas dan hak kebebasan berpendapat dasar dari rakyat AS merujuk putusan Mahkamah Agung Brasil yang mengeluarkan ratusan perintah sensor rahasia dan tidak sah --menurut Trump--terhadap platform media sosial AS.
Atas dua hal tersebut maka AS menerapkan tarif 50 persen terhadap semua produk Brasil yang dikirim ke AS, sedangkan barang yang dikirim melalui negara lain akan tetap dikenakan tarif lebih tinggi.
Trump pun mengatakan angka 50 persen itu sebenarnya jauh lebih kecil dibanding yang dibutuhkan untuk menciptakan "Lapangan Bermain yang Setara dengan Negara Anda".
Jika Brasil atau perusahaan Brasil memutuskan untuk membangun atau memproduksi produk di AS maka menurut Trump, tarif tersebut tidak akan diberlakukan, dan bila Brasil, dengan alasan apa pun memutuskan untuk menaikkan tarif terhadap produk AS maka AS pun menambahkan angka tersebut ke tarif 50 persen yang AS kenakan.
Penerapan tarif itu disebut Trump untuk memperbaiki bertahun-tahun defisit dagang AS terhadap Brasil.
Brasil adalah mitra dagang AS terbesar ke-15, dengan total perdagangan dua arah sebesar 92 miliar dolar AS atau (sekitar Rp 1.494 triliun) pada 2024. AS sendiri mencatatkan surplus perdagangan sebesar 7,4 miliar dolar AS yaitu sekitar Rp 120 triliun dengan Brasil.
Sebelumnya Kementerian Luar Negeri China mengatakan Brasil punya reputasi yang baik dalam industri penerbangan dan China siap bekerja sama dengan Brasil di bidang penerbangan dan sektor lainnya.
Baca juga: China tepis ancaman tarif AS untuk negara sekutu BRICS
Baca juga: Lavrov: BRICS usahakan arsitektur ekonomi global lebih stabil
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.