
PERDANA Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan akan memperbarui strategi militer Israel terkait perang di Gaza. Hal itu disampaikannya pada Senin (4/8), sehari sebelum Dewan Keamanan PBB dijadwalkan menggelar pertemuan mengenai nasib para sandera yang masih ditahan di wilayah tersebut.
Dalam rapat kabinet yang digelar saat perang telah berlangsung selama hampir 22 bulan, Netanyahu menyampaikan akan memberikan arahan baru kepada militer Israel untuk memastikan pencapaian tiga tujuan utama perangyaitu mengalahkan Hamas, membebaskan sandera, dan memastikan Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel.
"Tujuan perang kita tetap sama yaitu mengalahkan musuh, membebaskan para sandera kita, dan memastikan Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel," kata Netanyahu.
Rencana tersebut dijadwalkan dibahas dan disahkan dalam sidang kabinet pada Selasa waktu setempat.
Media lokal seperti Channel 12 dan Jerusalem Post, mengutip sumber pejabat dari kantor perdana menteri, menyebut strategi baru itu ialah rencana pendudukan penuh atas seluruh wilayah Gaza, termasuk kawasan Kota Gaza yang diyakini militer Israel menjadi lokasi sandera disembunyikan.
Kementerian Luar Negeri Otoritas Palestina mengecam keras terkait bocoran rencana tersebut dan menyerukan komunitas internasional untuk menggagalkan upaya pendudukan militer yang baru.
Pernyataan Netanyahu muncul setelah ratusan mantan pejabat tinggi keamanan Israel mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Ratusan pensiunan itu mendesak Trump untuk menekan Netanyahu agar segera menghentikan perang.
Dalam surat terbuka yang dirilis ke media pada Senin, ratusan mantan pejabat keamanan Israel, termasuk eks kepala dinas intelijen, menegaskan Hamas tidak lagi menjadi ancaman strategis bagi Israel.
Surat tersebut juga menegaskan dua dari tiga tujuan perang yakni melumpuhkan kekuatan bersenjata Hamas dan menghancurkan sistem pemerintahannya, telah tercapai. Adapun tujuan ketiga untuk membawa pulang tawanan disebut hanya bisa dicapai melalui kesepakatan.
Saat ini dari 251 sandera yang diculik dalam serangan Hamas pada Oktober 2023, sebanyak 49 masih ditahan di Gaza. Militer Israel meyakini 27 di antaranya telah meninggal.
Upaya mediasi yang dipimpin oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat sejauh ini belum membuahkan hasil dalam mencapai gencatan senjata. (Dhk/I-1)