Gaza/Istanbul (ANTARA) - Kantor media otoritas Jalur Gaza menyatakan bahwa dari hanya 104 truk bantuan kemanusiaan yang diizinkan masuk Gaza akhir bulan lalu, sebagian besarnya mengalami penjarahan akibat adanya pembiaran dari pihak Zionis Israel.
Menurut pernyataan pihak media Gaza, Israel telah mengizinkan truk bantuan masuk Gaza pada 29 Juli, tetapi "sebagian besar truk bantuan tersebut dijarah dan dirampok akibat kekacauan keamanan yang dibiarkan secara sengaja dan sistematis oleh penjajah".
Mereka berkata langkah tersebut adalah bagian dari upaya Zionis Israel menciptakan kekacauan dan bencana kelaparan di Gaza.
Kantor media Gaza menegaskan bahwa tujuan utama Israel adalah untuk menyabotase pengiriman bantuan kemanusiaan dan mencegah masyarakat sipil menerima bantuan itu.
Badan tersebut menegaskan bahwa untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat Gaza dalam aspek kesehatan, layanan umum, dan pangan, sekurangnya 600 truk yang membawa bantuan kemanusiaan dan bahan bakar harus masuk ke Jalur Gaza dalam sehari.
Baca juga: Truk bantuan kemanusiaan mulai masuki Gaza via perbatasan Kerem Shalom
Pernyataan kantor media Gaza juga menyebut bahwa Israel dan negara-negara yang masih mendukungnya bertanggung jawab penuh atas bencana kemanusiaan yang terjadi di Gaza.
Mereka turut mendesak supaya gerbang perbatasan untuk dibuka segera dan sepenuhnya demi masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah kantong tersebut.
Setidaknya 160 warga Palestina, termasuk 91 anak-anak, tewas akibat malanutrisi dan kelaparan sejak agresi Israel ke Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, kata otoritas kesehatan Gaza. Sumber setempat menyatakan bahwa pihak Zionis tak kunjung membuka perbatasan lebih dari lima bulan lamanya, sehingga menghalangi masuknya pasokan susu formula bayi, obat-obatan, dan makanan dasar.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Saatnya dunia ubah derita jadi kebangkitan baru Palestina
Baca juga: Indonesia desak dunia akhiri penjajahan atas Palestina di Sidang PBB
Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.