Liputan6.com, Jakarta Dean Huijsen mungkin baru saja bergabung dengan Real Madrid musim panas ini, namun ia tidak butuh waktu lama untuk menunjukkan kualitasnya di Santiago Bernabeu. Bek muda itu tampil memukau sejak laga perdana dan langsung menjadi sorotan utama.
Dalam pertandingan pembuka La Liga melawan Osasuna, Real Madrid tampil tajam dengan intensitas tinggi, terutama saat tidak menguasai bola.
Di tengah performa kolektif tersebut, Huijsen tampil menonjol dan mengejutkan banyak penggemar yang sebelumnya lebih menantikan Franco Mastantuono.
Penampilan ini bukan sekadar debut biasa. Huijsen sukses menorehkan rekor penting yang membuatnya sejajar dengan legenda klub, memperlihatkan betapa cepatnya ia beradaptasi dengan proyek baru Xabi Alonso.
Huijsen Jadi Sorotan di Laga Perdana
Real Madrid menunjukkan karakter baru saat menghadapi Osasuna. Alih-alih mengandalkan umpan aman, Los Blancos tampil agresif dengan pressing tinggi dan dominasi melalui perebutan bola.
Huijsen menjadi kunci dari pendekatan tersebut. Bek muda itu memimpin lini belakang dengan ketenangan, sekaligus menyalurkan energi yang membuat Madrid terlihat lebih segar.
Meski banyak penggemar menunggu penampilan Mastantuono, justru Huijsen yang berhasil mencuri perhatian penuh di Santiago Bernabeu.
Rekor Umpan Panjang yang Mengagumkan
Salah satu aspek paling mencolok dari debut Huijsen adalah akurasi umpannya. Ia tercatat sebagai bek kedua dalam sejarah Real Madrid yang mampu mencoba lebih dari 15 umpan panjang dengan akurasi di atas 85% dalam satu laga La Liga.
Tidak hanya itu, Huijsen bahkan melampaui standar tersebut dengan akurasi mencapai 94%. Catatan ini memecahkan rekor Sergio Ramos pada 2018 yang sebelumnya mencatatkan 88%.
Statistik itu memang terlihat spesifik, namun penting untuk menggambarkan konsistensi serta visi permainan Huijsen yang sangat sesuai dengan kebutuhan Real Madrid.
Peran Penting dalam Taktik Alonso
Xabi Alonso mengusung gaya permainan yang menekankan peralihan cepat. Perubahan arah serangan dengan umpan panjang menjadi kunci untuk membuka ruang bagi penyerang seperti Vinicius Junior dan Kylian Mbappe.
Dalam skema ini, kehadiran bek dengan distribusi bola akurat sangat vital. Huijsen pun langsung membuktikan dirinya sebagai pemain yang mampu menjalankan peran tersebut dengan sempurna.
Bagi Real Madrid, kemampuan Huijsen dalam melancarkan transisi menyerang memberi gambaran bahwa klub akhirnya kembali memiliki bek dengan kualitas distribusi sekelas Ramos di masa jayanya.