Liputan6.com, Jakarta Jumat, 15 Agustus 2025 kabar duka datang dari dunia hiburan Indonesia. Mpok Alpa atau Nina Carolina yang dikenal sebagai komedian dan pembawa acara Indonesia telah berpulang karena sakit kanker yang selama ini dideritanya. Kabar duka ini juga meninggalkan pertanyaan besar mengapa ia memilih merahasiakan kondisi kesehatannya di tengah kesibukan karier dan peran barunya sebagai seorang ibu.
Dalam keseharian, Mpok Alpa selalu terlihat ceria di layar kaca, membuat banyak orang tak menyangka bahwa di balik tawa yang ia suguhkan tersimpan perjuangan panjang melawan penyakit yang menggerogoti tubuhnya secara perlahan. Perjalanan medisnya ternyata sudah dimulai sejak masa kehamilan anak kembarnya, namun ia tetap konsisten menjalani pekerjaan tanpa memperlihatkan keluhan yang berarti, hingga hanya lingkar terdekat yang mengetahui situasi sebenarnya.
Keputusan untuk tetap bekerja dan menampilkan energi positif di layar televisi menjadi salah satu bentuk keteguhan hati sekaligus strategi untuk menjaga semangat diri dan orang-orang di sekitarnya. Kini setelah kepergiannya, publik baru memahami alasan mengapa Mpok Alpa memilih berjuang dalam diam, dan suaminya pun akhirnya membuka alasan pribadi yang melatarbelakangi keputusan besar itu.
Riwayat Kanker dan Pengobatan Sejak Hamil Kembar
Menurut informasi yang disampaikan suami Mpok Alpa, Aji Darmaji mengungkapkan jika sang istri mulai menjalani pengobatan sejak masa kehamilan anak kembar. Di mana ia harus melakukan pemeriksaan rutin dan terapi yang dijalani dengan penuh ketekunan meski kondisinya semakin berat.
Selama periode itu, ia tetap berusaha menjalani kehidupan sehari-hari dengan normal, tidak menampakkan kelemahan meski harus bolak-balik ke rumah sakit untuk melakukan rangkaian terapi medis. Setelah melahirkan anak kembar pada Oktober 2024, intensitas pengobatannya semakin meningkat karena dokter menilai kondisi tubuhnya membutuhkan penanganan lebih serius.
Jadwal pengobatan yang semakin padat ia jalani tanpa pernah mengurangi penampilannya di dunia hiburan, karena ia bertekad tetap memberikan kebahagiaan bagi banyak orang. Selama lebih dari dua tahun, perjuangan ini berlangsung dalam diam hingga akhirnya kesehatannya menurun menjelang pertengahan Agustus 2025, saat kabar duka disampaikan kepada publik untuk pertama kalinya. Kejutan itu membuat banyak pihak terenyuh, sebab perjalanan panjang yang dijalani sebelumnya benar-benar disembunyikan dengan rapat.
Permintaan Merahasiakan Kondisi: Demi Privasi dan Profesionalisme
Pilihan untuk merahasiakan sakitnya muncul dari keinginan pribadi agar ruang privasi tetap terjaga, sehingga ia bisa fokus menjalani terapi tanpa terganggu sorotan publik. Dalam dunia hiburan, kabar sakit bisa saja menimbulkan rasa kasihan dari banyak pihak, dan hal itu justru ingin ia hindari agar tetap bisa bekerja dengan normal.
"Ya taunya sakit. Jadi gini meskipun itu saudara kandung ya takutnya jadi pikiran. Orangtua saya aja nih gak tahu, takutnya jadi pikiran, orang tua. Makanya jangan dibilangin mama bapak, kita aja nih yang jalanin kita telen obat, kita berusaha, kita ikhtiar, kita berdoa," ungkap Adji saat ditemui di rumahnya, kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (16/8/2025)
Keputusan itu membuat sahabat dan kolega menghormati permintaannya, dengan menjaga informasi seketat mungkin meski banyak yang sudah menduga kondisi kesehatannya tidak sebaik yang terlihat. Publik pun tidak pernah mencium adanya tanda-tanda serius karena ia selalu menampilkan energi ceria setiap kali muncul di layar kaca.
Akibat keputusan tersebut, kabar meninggalnya Mpok Alpa mengejutkan banyak pihak karena jarak antara berita sakit hingga kepergiannya sangat singkat. Kerahasiaan yang dijaga selama ini menjadi bukti bahwa ia benar-benar konsisten menjaga profesionalisme dalam menjalani karier hingga akhir hayat.
Suami Mengungkap Alasan: Tak Ingin Dikasihani dan Menghindari Bantuan
Menurut suami, alasan utama Mpok Alpa merahasiakan penyakitnya adalah karena ia tidak ingin dikasihani atau dianggap lemah di hadapan publik. Ia lebih memilih untuk tetap terlihat kuat dan ceria, sehingga tidak ada kesan bahwa dirinya sedang berjuang menghadapi penyakit serius.
Selain itu, ia juga memiliki prinsip untuk tidak ingin merepotkan orang lain, termasuk kerabat maupun rekan kerja. Sikapnya yang mandiri membuatnya menolak untuk menerima bantuan berlebihan, bahkan ketika kondisinya semakin menurun.
Alasan lain yang juga melatarbelakangi keputusannya adalah karena ia lebih senang memberikan kebahagiaan daripada menerima simpati. Bagi Mpok Alpa, tetap bisa tampil di hadapan penonton dengan tawa dan keceriaan menjadi bentuk terbaik dalam menjaga semangat hidupnya hingga akhir.
"Intinya ini almarhumah gak mau nyusahin orang gitu gak mau menjadi beban pikiran orang juga kayak gitu. Salah satunya ya dia doa aja yang penting. Solat, doa, minta kesembuhan sama Allah gitu," ujar sang suami lebih lanjut.