Liputan6.com, Jakarta Laga Inter Milan kontra River Plate diwarnai kericuhan usai peluit akhir dibunyikan. Kapten Nerazzurri, Lautaro Martinez, akhirnya buka suara soal insiden tersebut.
Inter menang 2-0 atas River Plate di laga pamungkas Grup E Piala Dunia Antarklub 2025, Kamis (26/6/2025) dini hari WIB. Gol kemenangan dicetak oleh Francesco Esposito dan Alessandro Bastoni di babak kedua.
River tak hanya kalah, tetapi juga harus menyelesaikan laga dengan sembilan pemain. Lucas Martinez Quarta dan Gonzalo Montiel masing-masing diganjar kartu merah oleh wasit.
Sepanjang laga, Marcos Acuna dan Denzel Dumfries beberapa kali terlibat adu gestur dan kontak fisik yang memanas. Ketegangan di antara keduanya terus membesar hingga menit-menit akhir pertandingan.
Puncaknya terjadi setelah peluit panjang dibunyikan. Acuna langsung berlari mengejar Dumfries, memicu keributan yang membuat suasana hampir lepas kendali di lorong ruang ganti.
Pelatih Inter, Cristian Chivu, bersama kapten River Plate, Franco Armani, segera bertindak cepat. Mereka menahan Acuña agar tidak semakin terpancing dan mencegah insiden berubah menjadi bentrokan fisik.
Tekanan Tinggi dari River Plate
Inter Milan sempat dibuat kerepotan oleh tekanan River Plate di awal pertandingan. Tim asuhan Marcelo Gallardo tampil agresif dan memaksa Inter bertahan dengan rapat.
Lautaro mengakui bahwa intensitas River membuat mereka harus bekerja lebih keras. Menurutnya, permainan khas Amerika Selatan itu memang menyulitkan.
“Saya tahu bagaimana sepak bola Amerika Selatan. Mereka bermain dengan intensitas tinggi, membuat kita kesulitan, dan kita harus menyeimbangkannya,” ujar Lautaro dilansir ESPN.
“Beberapa menit awal cukup merepotkan, tapi kemudian kami mulai menemukan ruang. Kami tahu mereka akan menekan tinggi sejak awal,” sambungnya.
Apresiasi untuk Gallardo dan Tim River
Meskipun River harus tersingkir, Lautaro tetap memberikan apresiasi atas permainan lawan. Ia memuji pendekatan taktik Gallardo dan semangat para pemainnya.
River dinilainya mampu memberikan perlawanan seimbang dan layak mendapat hasil lebih baik.
"River adalah lawan yang sangat bagus," ungkapnya. "Mereka menekan tinggi selama 55 menit pertama, lalu mulai mengendur, dan kami bisa menemukan ruang. Saya ingin memberi selamat kepada River karena mereka menjalani turnamen yang luar biasa dan sebenarnya layak mendapat lebih.
"Saya sudah mengucapkan selamat kepada Gallardo dan para pemain karena mereka tampil hebat sepanjang turnamen. Saya juga mengatakan bahwa saya menyukai cara bermain River. Rekor pertemuan antara River dan Boca cukup positif," imbuhnya.
"Mereka menghadapi lawan-lawan berperingkat tinggi dan seharusnya mendapatkan hasil lebih baik. Semuanya soal detail. River memberikan kami tekanan tinggi dan intens sepanjang pertandingan."
Komentar Lautaro Soal Kericuhan
Keributan antara Acuna dan Dumfries membuat suasana pertandingan memanas usai peluit akhir. Lautaro pun turun tangan menenangkan, sekaligus memberi klarifikasi soal situasi tersebut.
Ia memastikan bahwa insiden tersebut tidak berlarut-larut dan masalahnya sudah selesai di lapangan.
“Saya sudah bicara dengan Marcos (Acuna). Dia orang yang baik dan tidak ada yang perlu dibesar-besarkan,” ujar Lautaro.
“Saya sudah mengenalnya sejak lama. Ketika saya datang ke Racing, dia sudah ada di sana,” lanjutnya.
Pesan untuk Franco Mastantuono
Setelah pertandingan, Lautaro juga terlihat berbicara dengan Franco Mastantuono. Pemain muda River itu mendapat pujian dan dukungan langsung dari sang kapten Inter.
Lautaro percaya Mastantuono punya masa depan yang cerah bersama timnas Argentina.
“Saya juga berbicara dengan Mastantuono saat bersama timnas sepuluh hari lalu. Saya mengucapkan selamat kepadanya,” kata Lautaro.
“Dia masih muda dan harus dibiarkan berkembang. Dia akan banyak memberi kontribusi ke depan,” tutupnya.