Liputan6.com, Jakarta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan peredaran suplemen kesehatan ilegal dengan merek Dr. Lee Soo Wook (Dr. LSW).
Produk ini marak dijual melalui berbagai platform daring dan media sosial. Produk Dr. LSW dijual dalam bentuk kemasan botol berisi 50 kapsul, dengan komposisi zat aktif tunggal L-glutathione 500 mg.
Label produk tersebut mencantumkan tulisan Produk Korea Selatan, FDA Korea Food and Drug Administration, serta klaim indikasi sebagai pemutih kulit (whitening). Namun, produk ini tidak terdaftar di BPOM.
Dari hasil pengawasan siber yang dilakukan selama periode Oktober 2024 hingga April 2025, BPOM menemukan 1.837 tautan penjualan di beberapa toko daring dengan nilai ekonomi sebesar Rp21,3 miliar.
Data sebaran wilayah akun penjualan menunjukkan bahwa produk Dr. LSW tersebut sebagian besar di Pulau Jawa, yaitu di wilayah DKI Jakarta (830 tautan), Jawa Barat (542 tautan), Jawa Timur (145 tautan), Banten (116 tautan), Jawa Tengah (104 tautan).
Sementara 100 tautan lainnya tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Produk tidak ditemukan dijual langsung melalui gerai konvensional atau toko fisik.
Selain itu, BPOM menerima aduan masyarakat melalui kanal TikTok Direktorat Cegah Tangkal mengenai efek yang tidak diinginkan yang diduga sebagai akibat dari mengonsumsi produk Dr. LSW. Masyarakat mengeluhkan mengalami mual, muntah, dan sesak napas setelah mengonsumsi produk.
“Terhadap aduan ini, BPOM telah melakukan sampling dan pengujian laboratorium terhadap sampel produk Dr. LSW yang diperoleh dari beberapa platform marketplace berbeda,” mengutip keterangan resmi yang terbit di laman BPOM, Kamis (21/8/2025).
Petugas BPOM Semarang menyita sejumlah produk jamu ilegal di Cilicap senilai Rp 1,6 miliar.
Kemasan dan Isi Tidak Konsisten
Dari hasil sampling, BPOM menemukan adanya perbedaan visual kemasan di antara beberapa produk Dr. LSW yang diperoleh dari platform toko daring.
Perbedaan tampak dari ukuran, desain, logo, dan hologram yang tercantum pada kemasan. Selain itu, BPOM juga mengidentifikasi perbedaan warna cangkang kapsul serta warna dan tekstur serbuk yang berbeda di dalamnya.
Sementara dari hasil pengujian laboratorium BPOM terhadap sampel yang dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif, tidak ditemukan kandungan L-glutathione dalam kedua produk tersebut. Hal ini bertolak belakang dengan klaim pada label produk yang mencantumkan adanya kandungan L-glutathione.
Aturan BPOM Soal Kandungan L-glutathione
Sesuai dengan Peraturan BPOM Nomor 32 Tahun 2022 tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Suplemen Kesehatan, glutathione termasuk ke dalam jenis asam amino sehingga dapat diklasifikasikan sebagai suplemen kesehatan.
Produk suplemen kesehatan mengandung glutathione diperbolehkan untuk dikonsumsi dengan batasan konsumsi maksimal 600 mg per hari.
Pada kesempatan terpisah, Kepala BPOM Taruna Ikrar menjelaskan bahwa produk dengan kandungan glutathione hanya boleh mencantumkan klaim untuk memelihara kesehatan dan tidak diperbolehkan diindikasikan sebagai pemutih.
“Penggunaan glutathione dalam dosis yang tidak sesuai atau berlebihan dapat menimbulkan sejumlah efek samping yang berpotensi berbahaya bagi kesehatan, di antaranya dapat menyebabkan gangguan hati, ginjal, pernapasan, sistem imun, sistem pencernaan, dan kondisi hipopigmentasi,” jelasnya.
Takedown Tautan Penjualan Produk Ilegal
Terhadap tautan toko daring yang menjual produk ilegal Dr. LSW, BPOM telah bekerja sama dengan pengelola e-commerce terkait, asosiasi e-commerce Indonesia (idEA), dan Kementerian Komunikasi dan Digital untuk melakukan penurunan tautan alias takedown.
BPOM juga memperhatikan angka penjualan produk Dr. LSW secara daring yang terbilang besar.
Dari temuan ini, BPOM memperluas intensifikasi pengawasan daring. Tidak hanya terhadap produk Dr. LSW, tapi juga terhadap produk suplemen sejenis dengan klaim pemutih dan tanpa izin edar. Saat ini, telah teridentifikasi beberapa produk suplemen kesehatan tanpa izin edar/ilegal dengan klaim pemutih kulit, antara lain Glumony, Glutacid, dan Gloura.
Pelaku yang diketahui memproduksi dan/atau mengedarkan produk suplemen kesehatan ilegal dapat dikenakan sanksi pidana sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 435 Jo. Pasal 138 ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Berdasarkan aturan tersebut, pelaku dapat diancam dengan pidana penjara paling lama 12 tahun atau denda paling banyak Rp5 miliar.
“BPOM mengeluarkan siaran pers ini sebagai upaya untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat agar lebih selektif dalam memilih produk suplemen kesehatan yang akan dibeli/dikonsumsi. BPOM akan terus menindaklanjuti hasil sampling dan pengujian produk Dr. LSW dan menyampaikan informasi tentang perkembangan hasil tindak lanjut tersebut kepada masyarakat,” tegas Taruna Ikrar.
“Jadi, suplemen kesehatan merk Dr. LSW ini adalah produk ilegal. Perlu diingat bahwa klaim produk suplemen kesehatan tidak boleh digunakan sebagai pemutih kulit. Kami mengimbau masyarakat untuk tidak mengonsumsi produk ini. Masyarakat juga diharapkan tidak mudah tergiur dengan produk suplemen kesehatan yang mencantumkan promosi atau klaim berlebihan,” imbau Taruna.