Menengok Keanggunan Masjid Quba, dan Kerinduan Nurhayati akan Tanah Air

REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Jurnalis Republika Teguh Firmansyah dari Madinah, Arab Saudi

Bangunan masjid itu serba putih. Sejumlah tanaman kehijauan menghiasi sisi pintu masuk masjid. Kehadiran tanaman ini seperti menjadi oase di tengah suhu udara Kota Madinah yang sangat terik siang itu. 

Masjid ini adalah Masjid Quba yang diketahui menjadi simbol penting dalam perjalanan sejarah penyebaran Islam. Masjid Quba yang terletak sekitar empat kilometer dari Masjid Nabawi diyakini sebagai masjid pertama yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW. 

Di masjid tersebut, kali pertama shalat berjamaah digelar secara terang-terangan setelah Rasullah berhijrah dari Makkah ke Madinah. Masjid ini menjadi simbol bagaimana ukhuwah Islamiyah dan semangat toleransi terjalin.    

Quba menjadi salah satu destinasi yang dikunjungi jamaah haji dari berbagi negara di dunia, termasuk Indonesia.  Republika yang tergabung dengan Media Centre Haji sempat berkunjung ke masjid itu beberapa waktu lalu. 

Saat tiba burung-burung merpati  'menyambut' di area pelataran. Sebagian burung-burung itu terbang di antara empat Menara Masjid Quba berwarna putih yang terbilang anggun. 

Petugas yang berjaga di pos dengan ramah memberikan botol minumnan air putih dingin. Air putih ini menyejukkan dahaga di tengah udara yang panas. "Ya Hajj ya Hajj, take this, take this," ujar petugas tersebut memanggil.  

Tak jauh, penjual pakan merpati menawarkan makanan burung itu ke jamaah yang datang. Seorang pedagang lain terlihat menawarkan kurma ajwa ke sejumlah pengunjung yang mendatanginya.   

Jalan dari pelataran ke dalam masjid cukup dekat. Tak sampai lima menit jamah sudah masuk ke dalam area utama. Jamaah yang belum berwudhu bisa langsung bersuci.  Bagi yang haus bisa mengambil air minum di keran yang disediakan.