Liputan6.com, Jakarta - Bek timnas Indonesia, Justin Hubner, resmi bergabung dengan klub Belanda, Fortuna Sittard. Menurut pihak klub yang berlaga di kasta sepak bola tertinggi Belanda, Eredivisie itu, Hubner menandatangani kontrak berdurasi tiga tahun, dengan opsi perpanjangan satu tahun.
Ini artinya Hubner kembali ke tanah kelahirannya, setelah lima tahun menimba ilmu di Inggris dan Jepang.
Seperti diketahui, musim lalu, Hubner menjadi bagian penting dari tim Wolverhampton U-21. Tak hanya rutin menjadi starter, pemain kelahiran Den Bosch itu bahkan dipercaya mengenakan ban kapten.
Kini, di Fortuna, peluang Hubner terbuka lebar untuk terus berprestasi. Apalagi, klub tersebut punya ambisi kuat bertahan di Eredivisie dan membuka ruang bagi pemain muda untuk berkembang.
Selain itu, ada faktor kedekatan Justin Hubner dengan klub-klub Belanda. Pasalnya, Hubner memulai karier juniornya di akademi Willem II yang juga berbasis di Belanda.
Bagian Penting Liga Belanda
Fortuna Sittard sendiri dikenal dengan sejarah panjangnya serta perjuangan yang tak kenal lelah di kancah sepak bola Belanda. Keberadaannya menjadi bagian penting dari lanskap olahraga di Negeri Kincir Angin.
Didirikan pada 1 Juli 1968, Fortuna Sittard lahir dari penggabungan dua entitas sepak bola sebelumnya, yaitu Fortuna '54 dan Sittardia. Penggabungan ini dilakukan untuk mengatasi kesulitan finansial yang dialami salah satu klub dan membentuk kekuatan baru yang lebih solid. Sejak saat itu, klub ini telah menorehkan berbagai catatan penting dalam perjalanan sepak bolanya.
Selama perjalanannya, Fortuna Sittard telah menghadapi berbagai tantangan, karena seringnya promosi dan degradasi antara Eredivisie dan Eerste Divisie. Meskipun demikian, klub ini terus menunjukkan semangat juang dan berhasil mempertahankan eksistensinya di level tertinggi. Kini, perhatian publik juga tertuju pada beberapa pemain Timnas Indonesia yang pernah atau akan bergabung dengan klub ini.
Sejarah Panjang Fortuna Sittard
Sejarah Fortuna Sittard bermula dari penggabungan dua klub pada tahun 1968, yakni Fortuna '54 dan Sittardia. Fortuna '54 sendiri merupakan salah satu pionir sepak bola profesional di Belanda, didirikan pada 1954 oleh kontraktor Gied Joosten. Klub ini bahkan berhasil meraih posisi runner-up Eredivisie pada musim perdananya di tahun 1956, hanya kalah dari Ajax Amsterdam.
Penggabungan menjadi Fortuna Sittard terjadi setelah Fortuna '54 terdegradasi dan menghadapi krisis finansial pada 1968. Setelah penggabungan, Fortuna Sittard berhasil promosi kembali ke Eredivisie pada 1982 dan bertahan selama sebelas musim. Periode ini menunjukkan kekuatan dan adaptasi klub di liga teratas Belanda.
Namun, antara tahun 2002 hingga 2016, Fortuna Sittard mengalami masa-masa sulit, termasuk krisis finansial yang hampir membuat mereka kehilangan lisensi profesional pada 2009. Meskipun demikian, keputusan tersebut berhasil dibatalkan melalui jalur hukum. Klub ini akhirnya kembali ke Eredivisie pada musim 2018/2019 setelah berjuang di Eerste Divisie selama bertahun-tahun.
Kandang Fortuna Sittard: Stadion Modern dan Bersejarah
Fortuna Sittard memainkan seluruh pertandingan kandangnya di Fortuna Sittard Stadion, sebuah fasilitas modern yang terletak di Milaanstraat, Sittard, Belanda. Stadion ini menjadi saksi bisu perjalanan klub selama bertahun-tahun. Dengan kapasitas yang cukup besar, stadion ini mampu menampung ribuan penggemar setia.
Stadion Fortuna Sittard memiliki kapasitas 12.000 penonton, meskipun beberapa sumber menyebutkan angka 12.500. Stadion ini pertama kali dibuka pada November 1999 dengan pertandingan persahabatan melawan Schalke '04 yang berakhir imbang 1-1. Andrew Wright tercatat sebagai pencetak gol pertama untuk Sittard di stadion tersebut, menandai awal era baru bagi klub.
Sejak tahun 2014, stadion ini secara resmi kembali dinamai Fortuna Sittard Stadion, setelah sebelumnya mungkin menggunakan nama lain. Saat ini, stadion tersebut tidak hanya menjadi kandang bagi tim pria Fortuna Sittard, tetapi juga tim wanita. Hal ini menunjukkan komitmen klub dalam mendukung perkembangan sepak bola di semua tingkatan.
Prestasi dan Pemain Penting Fortuna Sittard
Meskipun sering disebut sebagai "klub yoyo", Fortuna Sittard memiliki sejarah prestasi yang patut diperhitungkan, terutama dalam kompetisi domestik. Klub ini pernah menjuarai Piala KNVB dua kali pada tahun 1957 dan 1964, saat masih bernama Fortuna '54. Selain itu, mereka juga berhasil menjadi runner-up Piala KNVB pada tahun 1984 dan 1999, menunjukkan konsistensi di kompetisi piala.
Di kasta kedua sepak bola Belanda, Eerste Divisie, Fortuna Sittard juga telah meraih beberapa gelar juara, yaitu pada tahun 1959, 1964, 1966, dan 1995. Klub ini juga berhasil promosi ke Eredivisie pada tahun 1982 dan 2018, menandai keberhasilan mereka kembali ke liga teratas setelah periode sulit. Prestasi ini mengukuhkan posisi Fortuna Sittard sebagai klub yang tangguh di Belanda.
Fortuna Sittard juga dikenal sebagai tempat lahirnya beberapa pemain berbakat yang kemudian sukses di kancah sepak bola Eropa dan internasional. Nama-nama seperti Kevin Hofland, Mark van Bommel, dan Fernando Ricksen adalah contoh produk akademi Fortuna Sittard yang bersinar. Selain itu, beberapa pemain Timnas Indonesia seperti Ragnar Oratmangoen pernah membela klub ini, dan Justin Hubner dikabarkan telah resmi bergabung, menambah daftar panjang pemain penting dalam sejarah Fortuna Sittard.