Liputan6.com, Jakarta Benfica meraih kemenangan telak 6-0 atas Auckland City dalam laga Piala Dunia Antarklub 2025, Jumat (20/6/2025). Namun, di balik hasil gemilang itu, ada drama panas yang melibatkan pelatih Bruno Lage dan gelandangnya sendiri, Orkun Kokcu.
Meski unggul secara kualitas, Benfica sempat kesulitan menembus pertahanan tim asal Selandia Baru itu. Baru pada menit ke-60 mereka membuka keunggulan.
Lage kemudian memutuskan untuk melakukan rotasi pemain, mencabut Kokcu dan memasukkan Renato Sanches, mantan gelandang Swansea City.
Namun, Kokcu tampak tidak terima dengan keputusan pelatihnya. Ia menolak bersalaman dengan Lage dan langsung meninggalkan lapangan dengan wajah masam.
Ketegangan Lage vs Kokcu
Menurut laporan media Portugal A Bola, Kokcu bahkan berbalik dan meneriaki Lage dengan kata-kata kasar sebelum duduk di bangku cadangan.
Lage yang kesal langsung menghampiri pemainnya itu dan memberi isyarat agar Kokcu diam dengan meletakkan jari di bibirnya. Ketegangan kembali memanas setelah Sanches mencetak gol ketiga Benfica.
Lage kembali ke bangku cadangan dan melanjutkan 'pertarungan' dengan Kokcu, yang sempat dicegah oleh rekan setimnya, Kerem Akturkoglu.
Lage Buka Suara Usai Laga
Dalam konferensi pers usai pertandingan, Lage mengaku tidak masalah dengan reaksi emosional Kokcu. Menurutnya, itu hanya bentuk ambisi sang pemain untuk menang dan mencetak gol.
"Kami memutuskan untuk memasukkan Renato. Terlepas dari performa pemain, saya yang mengambil keputusan," tegas Lage. "Di laga sebelumnya, Renato yang starter dan Kokcu masuk kemudian. Hari ini sebaliknya. Saya melihat sikap atlet profesional, tapi ini pengalaman unik."
Lage juga memuji rekam jejak Kokcu selama ini, baik di dalam maupun luar lapangan. "Dia selalu berperilaku baik dan punya keinginan kuat untuk membantu tim. Tapi, saya tetap akan membuat keputusan yang menurut saya tepat, siapapun pemainnya. Saya sudah membuktikan itu berkali-kali."
Masalah Internal atau Sekadar Emosi Semata?
Insiden ini mengingatkan pada beberapa kasus sebelumnya di mana pemain dan pelatih terlibat konflik terbuka. Namun, Lage tampak berusaha meredakan situasi dengan menyatakan bahwa ini hanya bagian dari dinamika tim.
Pertanyaan besarnya: Akankah hubungan Lage dan Kokcu tetap harmonis setelah kejadian ini? Atau justru menjadi awal dari ketegangan yang lebih besar di skuad Benfica?
Yang jelas, kemenangan 6-0 mungkin bisa sedikit mengalihkan perhatian dari drama ini. Tapi, jika tidak ditangani dengan baik, konflik kecil bisa berubah menjadi bom waktu bagi Benfica di pertandingan-pertandingan selanjutnya.
Sumber: A Bola