Liputan6.com, Jakarta Sebuah pukulan telak menghantam sepak bola Prancis. Lyon resmi didegradasi ke Ligue 2 untuk musim 2025/2026, bukan karena hasil buruk di atas lapangan, melainkan karena krisis finansial yang membelit klub.
Keputusan ini diumumkan oleh DNCG, badan pengawas keuangan klub profesional di Prancis, setelah Lyon gagal meyakinkan mereka soal stabilitas finansial klub.
Lyon sejatinya finis di posisi keenam Ligue 1 musim lalu dan berhak tampil di kompetisi Eropa. Namun, krisis keuangan yang terus menghantui klub sejak tahun lalu membuat DNCG mengambil langkah ekstrem.
Pada bulan November 2024, badan tersebut sudah menjatuhkan hukuman degradasi sementara, yang kini dikonfirmasi menjadi permanen setelah pertemuan lanjutan pada Selasa lalu. Kini, nasib Lyon benar-benar berada di ujung tanduk.
Utang Menumpuk dan Penjualan Pemain
Dalam pertemuan dengan DNCG, jajaran manajemen Lyon termasuk pemilik klub, John Textor, gagal membuktikan bahwa kondisi keuangan klub telah cukup membaik untuk mencabut sanksi. DNCG menilai, meskipun ada beberapa langkah penyelamatan, Lyon masih belum memenuhi standar stabilitas finansial yang diwajibkan.
Masalah keuangan Lyon sudah mencuat sejak Oktober 2024, ketika grup induk mereka, Eagle Football Group yang dikendalikan John Textor, mengumumkan utang sebesar £422 juta.
Meski begitu, klub telah berusaha melakukan penyehatan keuangan, termasuk menjual pemain seperti Maxence Caqueret ke Como pada Januari dan Rayan Cherki ke Manchester City pada Juni. Dua transfer ini menghasilkan sekitar £45 juta.
"Kami akan mengajukan banding untuk menunjukkan kemampuan kami dalam menyediakan sumber daya keuangan yang diperlukan untuk menjamin tempat Lyon di Ligue 1," tulis pernyataan resmi klub.
Dampak ke Crystal Palace dan Kompetisi Eropa
Degradasi Lyon ini juga berdampak langsung ke klub Inggris, Crystal Palace. Klub asal London tersebut lolos ke Liga Europa setelah menjuarai Piala FA.
Namun, partisipasi Palace di kompetisi Eropa terancam karena aturan UEFA yang melarang dua klub dengan pemilik yang sama tampil di kompetisi yang sama.
John Textor saat ini masih tercatat sebagai pemilik saham di kedua klub, meskipun ia telah menyetujui penjualan 43% sahamnya di Palace kepada pemilik New York Jets, Woody Johnson. Dengan degradasinya Lyon, Palace berpeluang lolos tanpa hambatan regulasi.
Luka dalam Sejarah Panjang Lyon
Lyon adalah salah satu klub tersukses di Prancis, dengan tujuh gelar Ligue 1 yang diraih secara beruntun dari 2002 hingga 2008. Mereka juga pernah mencapai semifinal Liga Champions pada 2020 dan belum pernah turun ke divisi dua sejak 1989.
Oleh karena itu, keputusan ini menjadi catatan kelam dalam sejarah panjang klub.
Jika banding Lyon ditolak, maka Reims, yang sebelumnya kalah dalam play-off degradasi dari Metz, berpotensi mendapatkan tempat di Ligue 1 sebagai pengganti. Musim panas 2025 ini yang seharusnya menjadi ajang persiapan Lyon menuju pentas Eropa, justru berubah menjadi krisis identitas dan ketidakpastian masa depan.
Sumber: BBC Sport