Liputan6.com, Jakarta Saga transfer Alexander Isak kian panas dan menimbulkan kontroversi. Striker asal Swedia itu kini dikabarkan menolak tampil lagi untuk Newcastle United. Sikapnya ini diyakini terkait keinginannya untuk segera bergabung dengan Liverpool.
The Reds sejatinya sudah melayangkan tawaran besar untuk sang bomber. Proposal senilai £110 juta sempat diajukan namun langsung ditolak oleh Newcastle. Klub berjuluk The Magpies itu dikabarkan baru akan membuka pintu jika nominalnya menyentuh angka £150 juta.
Situasi ini membuat hubungan Isak dengan fans Newcastle menjadi renggang. Absennya sang striker di laga pembuka Premier League kontra Aston Villa semakin memicu spekulasi bahwa dirinya sudah benar-benar ingin angkat kaki. Ketegangan pun makin terasa di St. James’ Park.
Di tengah situasi panas itu, komentar pedas datang dari mantan striker Newcastle, Andy Carroll. Ia menyoroti keputusan Isak yang dinilainya tidak menghargai klub dan suporter yang sudah lama mendukungnya.
Carroll Bandingkan dengan Transfer Dirinya ke Liverpool
Andy Carroll tahu betul bagaimana rasanya meninggalkan Newcastle untuk menuju Liverpool. Pada tahun 2011, ia sempat menjadi sorotan besar saat memecahkan rekor transfer dengan banderol £35 juta. Namun, Carroll menegaskan kondisinya saat itu berbeda dengan yang dialami Isak sekarang.
Dalam wawancaranya dengan Sky Sports, Carroll mengatakan dirinya sejatinya tak pernah ingin pergi dari Newcastle. Ia merasa dipaksa oleh situasi, bukan karena keinginan pribadi. "Berasal dari Newcastle, saya sebenarnya tidak ingin pergi. Tidak ingin pergi. Saya ingin bertahan. Dan itu sulit ketika saya pergi," ungkapnya.
Berbeda dengan dirinya, Carroll menilai Isak justru secara sadar mendorong transfer ini. Sikap Isak yang menolak bermain dianggap sebagai bentuk tekanan kepada klub agar dilepas. "Tapi Isak bukan dari Newcastle, jadi ia bisa bersikap seolah-olah ia sedang berakting sekarang dan menganggap itu bisa diterima," tegas Carroll.
Komentar Carroll ini pun menegaskan bahwa perbedaan latar belakang membuat kasus Isak kian disorot. Jika Carroll merasa terpaksa, Isak justru dituding memaksa.
Carroll Sesalkan Sikap Isak
Lebih lanjut, Carroll juga mengaku kecewa dengan cara Isak bersikap. Menurutnya, keputusan Isak untuk menolak bermain justru merugikan dirinya sendiri sekaligus merusak hubungannya dengan pendukung Newcastle.
"Ini langkah besar baginya. Dengan cara dirinya bermain saat ini, para penggemar Newcastle tidak akan mendukungnya, ia tidak akan membantu dirinya sendiri, dan itu memalukan karena ia pemain yang sangat bagus dan setiap penggemar Newcastle ingin ia bertahan, manajer ingin oia bertahan," jelas Carroll.
Carroll menilai Isak sejatinya sudah diterima dengan hangat oleh publik St. James’ Park. Dukungan besar dari fans dan kepercayaan dari manajer seharusnya cukup untuk membuatnya bertahan. Namun, sikap memaksa untuk pergi ke Liverpool membuat segalanya menjadi rumit.
"Ini berbeda dengan saya karena itu bukan klubnya. The Geordies menerimanya dan menjadikannya salah satu dari mereka, tetapi ketika ia ingin pergi, itu berarti pikirannya berubah," lanjut Carroll.
(Sky Sports)