Sawit Watch Minta Kepastian Hukum bagi Petani dan Masyarakat Adat di Sekitar Kawasan Hutan

1 day ago 3
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Sawit Watch Minta Kepastian Hukum bagi Petani dan Masyarakat Adat di Sekitar Kawasan Hutan Area perkebunan sawit di Sumatra Utara.(Dok. MI/Ramdani)

SAWIT Watch meminta pemerintah memberikan kepastian hukum dan perlindungan bagi petani dan pekebun kecil serta masyarakat adat yang berada di sekitar kawasan hutan, salah satunya terkait kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Sebelumnya Sawit Watch telah mengajukan Permohonan Uji Materiil dan Tafsir Pasal 12 A, Pasal 17A dan Pasal 110 B Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-Undang di Mahkamah Konstitusi (MK).

Direktur Eksekutif Sawit Watch, Achmad Surambo, menegaskan pihaknya memiliki perhatian penuh atas tata kelola sawit di Indonesia, khususnya keberadaan sawit dalam kawasan hutan. "Kami melihat ada yang hal kurang terang benderang atas norma yang ada di Pasal 12A, 17A dan 110B. Permohonan uji materiil ini sebagai usaha untuk memperjelas konteks ini sehingga kelompok diatas memiliki keadilan secara konstitusional,” ujar Surambo di saat menjadi pembicara dalam Diskusi Online Tandan Sawit berjudul “Menanti Putusan Mahkamah Konstitusi : Kemana Arah Nasib Petani Sawit dalam Kawasan Hutan Ditentukan?” yang diinisiasi Sawit Watch, pekan lalu.

“Kondisi terkini di Sumatra banyak titik api kebakaran hutan dan lahan. Kami temukan di Riau di lokasi kebun sawit dalam kawasan hutan. Ini kurang elok dan baik, status belum selesai namun terjadi kebakaran hutan dan lahan. Proses ini tidak boleh terjadi dan harus segera diselesaikan. Pemerintah tidak boleh Stecu (setelan cuek) atas persoalan ini, sudah saatnya memberikan kepastian dan keadilan hukum serta perlindungan bagi mereka yang tinggal di dalam dan sekitar kawasan hutan yang belum terdaftar dalam kebijakan penataan kawasan hutan,” tambah Surambo.

Grahat Nagara, Akademisi dari Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera, mengatakan bahwa kedudukan Pasal 12 A itu dan pasal 110 B UUP3H mempunyai potensi dan mudah digunakan untuk menjerat masyarakat di sekitar kawasan hutan. Faktanya saat ini banyak kasus lahan diambil alih oleh Satgas PKH.

"Setidaknya ada tiga poin penting yang harus dikaji,  pengakuan terhadap tanah secara tradisional oleh Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal setempat merupakan bagian proses politik menjadi Warga Negara Indonesia. Kedudukan aturan-aturan pidana yang masih mengikuti logika hukum kolonial sebenarnya berusaha dikoreksi meskipun masih terbatas. Serta penataan kawasan hutan hanya dapat menjadi cara untuk menuju pengakuan hak Masyarakat adat apabila memposisikan hak-hak mereka sebagai hak yang bersifat deklaratif,” ungkap Grahat Nagara.

Ia menambahkan, jika hal ini dibiarkan, sangat dikhawatirkan relokasi akan terjadi besar-besaran, seperti yang terjadi di Tesso Nilo rentan sekali terjadi di banyak tempat.

Penasehat Senior Indonesia Human Right Committee For Social Justice/IHCS, Gunawan memaparkan bahwa, kondisi saat ini ketika mengajukan permohonan di Mahkamah Konstitusi, UUP3H sudah diubah melalui UU Cipta Kerja (UUCK), lalu lahir PP No 24 Tahun 2021 sebagai kebijakan turunan. Kebijakan ini sudah diuji Sawit Watch di Mahkamah Agung pada 2023 lalu, melalui putusan dapat dilihat kebijakan ini tidak efektif, hanya sebagian kecil yang diproses. Karena ketidakefektifan itu keluar Perpres 5 Tahun 2025 lalu untuk pembentukan satgas penertiban kawasan hutan.

"Menjadi tidak efektif bisa jadi karena bercampurnya antara mereka yang seharusnya ditindak dan masyarakat yang harusnya dikecualikan. Inilah yang menjadi landasan mendasar pengajuan uji materiil di MK,” kata Gunawan. (H-3)

Read Entire Article