Tak Peduli Rojali-Rohana, Mal-Mal Baru Tetap Bermunculan-Ini Alasannya

2 days ago 7
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Jakarta, CNBC Indonesia - Meski fenomena Rojali (Rombongan Jarang Beli) dan Rohana (Rombongan Hanya Nanya) sedang marak melanda mal-mal di Indonesia, pelaku industri pusat perbelanjaan tak gentar.

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja menegaskan pembangunan pusat perbelanjaan tetap berlanjut di berbagai daerah, termasuk di luar Pulau Jawa.

"Pusat perbelanjaan baru masih terus dibangun, baik di Jabodetabek maupun di daerah lainnya termasuk di luar Pulau Jawa, antara lain yang baru dibuka adalah Jakarta Premium Outlet, Pakuwon Mall Bekasi, Icon Bali dan lainnya," ujar Alphonzus kepada CNBC Indonesia, dikutip Senin (4/8/2025).

Menurutnya, potensi bisnis pusat perbelanjaan masih sangat terbuka. Ia menilai mal saat ini bukan hanya tempat untuk berbelanja, tetapi juga sudah menjadi bagian dari fasilitas publik yang melayani berbagai kebutuhan masyarakat.

"Pusat perbelanjaan sudah merupakan salah satu fasilitas publik yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidup selain pemenuhan kebutuhan pokok, antara lain seperti hiburan, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya," jelasnya.

Ia bahkan menyebut, dari sisi perbandingan luas pusat perbelanjaan dengan jumlah penduduk, Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara tetangga.

"Rasio luasan pusat perbelanjaan dibandingkan dengan jumlah populasi di Indonesia juga relatif masih kurang, ataupun masih kecil, dibandingkan dengan negara tetangga," lanjutnya.

Terpisah, Director of Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia Arief Rahardjo mengatakan, maraknya Rojali dan Rohana mencerminkan perubahan pola belanja konsumen yang lebih selektif dan berorientasi pengalaman, bukan semata transaksi.

"Namun, hal ini belum sepenuhnya mengurangi daya tarik mal, khususnya untuk sektor F&B (makanan dan minuman) yang justru tetap tumbuh karena kebutuhan sosial dan konsumtif masyarakat untuk makan di luar masih tinggi," katanya kepada CNBC Indonesia.

"Mal kini juga mulai beradaptasi dengan menghadirkan ruang terbuka, area komunitas, dan tenant mix yang lebih beragam serta fleksibel, menjadikannya tidak hanya tempat belanja, tapi juga destinasi rekreasi dan sosialisasi. Dengan strategi ini, penambahan pasokan mal tetap punya ruang di pasar, terutama jika bisa menangkap perubahan perilaku konsumen dengan menawarkan konsep mal yang tepat," jelas Arief.

Cushman & Wakefield Indonesia mencatat, Wilayah Debotabek (Depok, Tangerang, Bekasi) mencatat penambahan 3 pusat ritel baru. Dengan begitu, menambahkan 96.900 m2 pasokan ruang ritel dengan penambahan dua pengembangan pusat perbelanjaan baru hingga akhir tahun 2025. Per triwulan II tahun 2-25, ruang ritel yang terisi di Jakarta meningkat menjadi 3.746.100 m². Terjadi peningkatan tipis sebesar 0,5% secara tahunan (YoY). Tingkat hunian mencapai 77,9%, meningkat 1,0% secara triwulanan.

Rojali-Rohana Bukan Fenomena Baru

Sementara itu, Alphonzus menekankan, fenomena pengunjung datang ke mal tapi tidak membeli bukanlah hal baru. Menurutnya, kondisi ini sudah lama ada dan sangat tergantung pada situasi daya beli masyarakat.

"Pengunjung datang ke pusat perbelanjaan tapi sedikit atau tidak belanja adalah bukan tren atau fenomena baru," kata Alphonzus.

Ia menjelaskan, masyarakat kelas menengah bawah cenderung lebih selektif dalam membelanjakan uang, apalagi saat daya beli belum sepenuhnya pulih. Belanja barang dengan harga satuan rendah dan kebutuhan utama menjadi prioritas.

"Dikarenakan uang yang dipegang oleh masyarakat kelas menengah bawah semakin sedikit maka terjadi kecenderungan untuk berbelanja atau membeli barang atau produk yang harga satuannya rendah atau kecil dan/atau murah. Masyarakat juga terpaksa mengurangi dan mengutamakan belanja untuk hal-hal penting dan utama saja," jelasnya.

Namun ia optimistis kondisi ini tidak akan berlangsung selamanya. "Kondisi tersebut tidak akan berlangsung selamanya. Kondisi akan kembali normal tatkala daya beli masyarakat juga sudah kembali normal," ujarnya.

Menurut Alphonzus, situasi ini relatif tidak terjadi pada kelas menengah atas yang memiliki daya beli lebih stabil. Kalaupun terlihat hanya melihat-lihat barang mewah tanpa membeli, itu bukan karena uang tak ada.

"Kalaupun ada fenomena Rojali di kelas atas menengah, sekali lagi adalah bukan akibat daya beli yang melemah tapi kalangan menengah atas lebih memilih opsi menyimpan uang atau berinvestasi daripada belanja, akibat kondisi mikro dan makro ekonomi serta dampak global yang banyak menimbulkan ketidakpastian," katanya.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gaya 'Rojali' saat Belanja di Mal: Banyak Mikir dan Pilih Barang Murah

Read Entire Article