Beograd (ANTARA) - Sebanyak 68 orang termasuk 16 anggota polisi, terluka dalam insiden protes yang terjadi pada malam hari di luar kantor Partai Progresif Serbia (SNS) di kota Vrbas, Serbia utara, kata Direktur Polisi Dragan Vasiljevic pada Rabu.
“Selama protes tanpa berizin tadi malam di luar kantor SNS di Vrbas, 16 anggota polisi terluka. Sebanyak 52 warga dengan berbagai luka mencari pertolongan medis,” ucap Vasiljevic kepada Radio Televisi Serbia.
Vasiljevic menuturkan bahwa sekitar 200 pengunjuk rasa berkumpul di depan kantor partai yang berkuasa sekitar pukul 20.00 waktu setempat pada Selasa (12/8) atau pada Rabu pukul 01:00 WIB, untuk menghadapi sekitar 800 anggota SNS. Aksi protes dimulai dengan para demonstran melemparkan telur, batu, tongkat, dan suar.
Demonstrasi terjadi di kota Vrbas dan Backa Palanka serta beberapa kota besar seperti Belgrade, Novi Sad, Nish, dan Kragujevac. Para mahasiswa dan pendukung oposisi yang berunjuk rasa menuntut pemilihan parlemen lebih awal.
Ultimatum yang sebelumnya dikeluarkan para pengunjuk rasa kepada pemerintah Serbia, yang meminta penetapan tanggal pemilu parlemen dini dan pembongkaran tenda pendukung presiden di depan Skupstina (parlemen Serbia), telah berakhir pada 28 Juni.
Pada Rabu, pemimpin Partai Progresif Serbia yang berkuasa, Milos Vucevic, menyatakan bahwa pendukung partainya tidak akan lagi membiarkan para pengunjuk rasa menyerang kantor partainya dan akan melakukan perlawanan.
“Kami tidak akan pernah mundur di mana pun. Tidak akan ada yang bisa menghancurkan kantor kami. Meski jumlah kami sedikit, kami akan berjuang dan tidak akan menyerahkan apa yang menjadi milik kami, sama seperti kami tidak pernah menginginkan apa yang menjadi milik kalian,” kata Vucevic.
Lebih lanjut pemimpin partai yang berkuasa itu menyampaikan bahwa para demonstran datang membawa semprotan, batu, tongkat, dan besi lalu melemparkan benda-benda tersebut ke orang-orang, dan sudah melakukannya selama berbulan-bulan.
“Mereka yang melawan mereka tidak hanya dijuluki sebagai ‘pemecah tulang’, tetapi sering kali menghadapi proses hukum. Biarkan kami sendiri, karena kami akan membela diri dengan lebih berani dan tegas,” tegas Vucevic.
Dirinya turut mengucapkan terima kasih kepada “semua patriot yang telah membela negara dan partai kami” dan telah menghadang para penyerang malam sebelumnya.
Mahasiswa dan aktivis oposisi telah berdemonstrasi di Beograd, Novi Sad, dan kota-kota besar lainnya selama berbulan-bulan, menuntut keadilan bagi korban runtuhnya atap stasiun kereta api yang menewaskan 15 orang pada 1 November 2024.
Mantan Wakil Perdana Menteri Serbia, Aleksandar Vulin, mengatakan kepada RIA Novosti pada Maret bahwa protes tersebut telah diorganisir oleh intelijen Barat dalam upaya memicu “revolusi warna.”
Sumber: Sputnik/RIA Novosti-OANA
Baca juga: Kemdiktisaintek dan Serbia perkuat kerja sama pendidikan dan riset
Baca juga: Serbia hentikan penjualan amunisi ke Israel, sebut dunia makin kacau
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.