
HARGA emas dunia tercatat bergerak stabil sepanjang Juli 2025, dengan kisaran perdagangan XAUUSD (emas spot Dolar AS) yang relatif sempit di antara US$3.270 hingga US$3.300 per troy ons.
Meski turun tipis 0,4%, penurunan bulanan pertama sejak Desember 2024, analis memprediksi tren jangka panjang logam mulia ini masih bullish. Kar Yong Ang, analis pasar keuangan di Octa, menilai momentum emas belum sepenuhnya memudar.
“Kunci pergerakan ada pada level US$3.395. Jika harga menembus dan bertahan di atas level tersebut, peluang menuju US$3.426 terbuka lebar,” jelasnya dalam keterangan resmi.
Dari perspektif investasi, Kar Yong Ang menyarankan investor untuk tetap memposisikan emas sebagai aset lindung nilai, terutama di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed. Investor jangka menengah hingga panjang disarankan mempertahankan eksposur emas di portofolio.
"Namun, tetap memanfaatkan fluktuasi harga untuk melakukan pembelian bertahap,” tambahnya.
Data Octa menunjukkan permintaan emas dari bank sentral global mencapai lebih dari 400 metrik ton pada paruh pertama 2025, dengan Tiongkok, India, dan Rusia sebagai pembeli terbesar. Faktor ini menjadi penopang utama harga emas di tengah melambatnya permintaan fisik dari sektor perhiasan.
Menurut analisis Octa, penguatan harga emas pada 2025 didukung oleh beberapa faktor kunci, seperti pelemahan dolar AS, turunnya imbal hasil obligasi AS ke level terendah dalam 18 bulan terakhir, serta permintaan tinggi dari negara-negara Asia. Selain itu, ketegangan geopolitik dan kebijakan diversifikasi aset oleh bank sentral menambah sentimen positif bagi emas.
Tren positif juga diperkuat oleh meningkatnya cadangan emas di beberapa negara sebagai strategi memperkuat stabilitas moneter. Kombinasi faktor ini membuat emas tetap menjadi pilihan utama investor yang mencari perlindungan nilai di tengah pasar global yang bergejolak.
Octa memperkirakan harga emas akan bergerak di kisaran US$3.270-US$3.395 dalam jangka pendek. Potensi uji ulang level USD 3.426 terbuka jika data inflasi AS menunjukkan perlambatan. Sebaliknya, jika indikator ekonomi AS mengindikasikan pemulihan yang kuat, harga berpotensi terkoreksi menuju US$3.250.
Bagi trader jangka pendek, volatilitas ini dianggap sebagai peluang untuk mengambil posisi sesuai pola teknikal. Sementara itu, investor jangka panjang dianjurkan tetap mempertahankan porsi emas di portofolio sambil menunggu momen koreksi harga untuk menambah kepemilikan.
Octa membagikan beberapa panduan agar investor bisa memaksimalkan peluang. Yakni, pantau perkembangan kebijakan moneter AS, inflasi, dan pergerakan mata uang utama. Gunakan strategi buy on dips atau membeli saat harga terkoreksi.
Lalu, melakukan analisis teknikal secara rutin untuk menentukan titik masuk dan keluar dan diversifikasi portofolio untuk meminimalkan risiko. (E-4)