Desa Gondoharum yang terletak di Patiayam, Kota Kudus, Jawa Tengah, kini terkenal dengan petaninya yang aktif menanam buah mangga. Padahal, petani Gondoharum dulunya hanya menyandarkan diri pada tanaman jagung sebagai sumber ekonomi rumah tangga.
Jadi, semua bermula ketika tanaman jagung menyebabkan kondisi lingkungan sekitar menjadi kering dan gersang. Akhirnya, pohon mangga jadi tanaman yang bisa merehabilitasi lingkungan mereka yang kering dimakan tanaman jagung.
Tak hanya Mangga, beberapa area di desa Gondoharum juga ditanami dengan tanaman seperti petai dan alpukat untuk merehabilitasi lahan yang kering. Desa Gondoharum merupakan wilayah yang terletak di lanskap Patiayam dengan area rehabilitasi mencapai 122,5 hektar. Dengan luas area penanaman mangga seluas itu, desa Gondoharum diproyeksi menjadi penghasil mangga terbesar di provinsi Jawa Tengah.
Bukan tanpa alasan, penanaman pohon di desa Gondoharum dalam setahun setidaknya berhasil menyerap karbon sebanyak 2.857 karbon dioksida per tahun. Di tahun 2020, 15.600 pohon mangga tercatat sudah tertanam di wilayah desa Gondoharum, 3.000 pohon tercatat berhasil panen setidaknya 30 ton mangga.
Berdasarkan penelitian dari Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) dan Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) jumlah tanaman mangga yang masih bisa ditanam di desa Gondoharum mencapai 200.000 pohon.
BLDF sendiri memasok 26 ribu bibit mangga, durian, jengkol, petai, nangka alpukat, sawo, jeruk pamelo secara bertahap sejak tahun 2020 hingga awal 2025. Nah, sebanyak 60 persennya, atau 15.600 pohon adalah pohon mangga, Adapun jenis mangga varietas unggul adalah manalagi, arumanis, golek dan kiojay.
Kini, Jawa Tengah menempati urutan dua besar penghasil mangga tingkat nasional. Sementara Kabupaten Kudus, tercatat di urutan ke-20 di tingkat Jawa Tengah yang terdiri 26 kabupaten dan sembilan kota.