Liputan6.com, Jakarta Film Tinggal Meninggal yang dibintangi Omara Esteghlal dan Nirina Zubir tengah tayang di bioskop Indonesia. Tinggal Meninggal menandai debut Kristo Immanuel di bidang penyutradaraan dengan bekal naskah karyanya sendiri.
Perjalanan karier Kristo Immanuel di dunia seni Tanah Air penuh warna. Perkenalannya dengan film terjadi bahkan sejak SD. Kala itu, ia membuat film pendek. Bakat ini jadi batu loncatan awal kariernya sebagai kreator konten dan entertainer.
Berikut profil Kristo Immanuel. Lahir di Jakarta, 28 Februari 1997, ia kuliah jurusan Film dan Televisi di Universitas Multimedia Nusantara. Ia pernah jadi asisten sutradara Ernest Prakasa dalam film Teka-Teki Tika (2021) hingga membintangi The Big 4 karya sineas Timo Tjahjanto.
Peran Pelor dalam film The Big 4 mengantar Kristo Immanuel menang penghargaan Pemain Pendatang Baru Terbaik di Piala Maya 2023. Setelahnya, ia kembali terlibat menjadi co-director dalam Kaka Boss (2024) karya Arie Kriting.
Film Jumbo mencatat prestasi gemilang dengan menembus angka 6 juta penonton, menjadikannya salah satu film Indonesia terlaris sepanjang masa. Di balik kesuksesan luar biasa ini, sang sutradara Ryan Adriandhy mengungkapkan bahwa biaya produksi yang di...
Berawal Dari Pertanyaan
Kristo Immanuel mendapat kesempatan menulis dan menyutradarai setelah pitching cerita Tinggal Meninggal ke rumah produksi Imajinari pada 2023. Tinggal Meninggal lahir dari kisah yang sangat personal bagi Kristo Immanuel.
Ini berawal dari pertanyaan-pertanyaan tentang cara kerja masyarakat yang bikin Kristo Immanuel merenung. Salah satu pertanyaan itu, mengapa kita sering merasa harus memenuhi ekspektasi orang lain dalam bersosialisasi?
Sebagian cerita Tinggal Meninggal terinspirasi pengalaman Kristo Immanuel semasa sekolah. Saat itu, ia tak memiliki banyak teman. Saat harus pindah sekolah, justru perhatian dan kepedulian yang diharapkan Kristo Immanuel berdatangan.
Tinggal Meninggal Terasa Organik
Proses kreatif Tinggal Meninggal tak lepas dari peran Jessica Tjiu, istri Kristo Immanuel. Ia ikut menulis dan menyutradarai. Tokoh utama Tinggal Meninggal, Gema (Omara Esteghlal), lahir dari hasil diskusi panjang pasutri tersebut.
Lewat Gema, Kristo Immanuel ingin memanusiakan semua tipe manusia, terutama yang sering terpinggirkan dalam interaksi sosial. Kristo Immanuel memuji kemampuan Jessica Tjiu dalam berkomunikasi sekaligus menjaga ritme kolaborasi.
Hasil akhirnya, Tinggal Meninggal terasa organik. “Film ini surat cinta untuk teman-teman yang susah bergaul, sering merasa awkward, dan sering dicap aneh oleh orang-orang sekitar,” ungkap Kristo Immanuel kepada awak media di Jakarta, pekan ini.
Debut Penyutradaraan Yang Solid
Sejumlah artis papan atas Tanah Air mengapresiasi film Tinggal Meninggal. “Gue berharap banget semoga Tinggal Meninggal banyak yang menonton, terutama teman-teman Gen-Z. Wah gue sih suka banget, menurut gue lucu banget!” cetus Iqbaal Ramadhan.
“Debut penyutradaraan yang solid dari Kristo. Enggak menyangka bagus, genius banget!” Vino G Bastian menyanjung. “Bikin iri. Ini film pertama, tapi Kristo berhasil menumpahkan semua kepekaannya tentang rasa, ini Kristo banget!” ujar Yandy Laurens.