Liputan6.com, Jakarta - Amira dan Dirga berhasil selamat dari insiden yang menimpa mereka, namun Aksa tak kunjung ditemukan meski pencarian besar-besaran telah dilakukan. Memilih untuk tidak bergabung dengan Lian, Amira memutuskan melanjutkan hidupnya bersama Dirga. Semua orang beranggapan bahwa Aksa telah tiada, yang memicu perseteruan antara Lian dan Bastian.
Lima tahun kemudian, Amira hidup mandiri di sebuah pulau, membesarkan Dirga dengan penuh kasih sayang. Meski tampak bahagia, hatinya masih menyimpan luka mendalam akibat kehilangan Aksa. Suatu hari, Dirga mendadak pingsan dan setelah diperiksa di klinik, ia didiagnosis menderita penyakit Polikistik Ginjal yang langka. Dokter menyarankan agar dia segera dibawa ke Jakarta untuk penanganan lebih lanjut.
Amira Susah Mencari Kerja
Amira menghadapi kesulitan mencari pekerjaan di kota besar, seringkali ditolak karena membawa anak. Ketika akhirnya diterima bekerja di sebuah kafe, insiden kecil yang disebabkan Dirga membuat Amira harus kehilangan pekerjaannya dan terpaksa membayar ganti rugi. Meski masih kecil, Dirga mencoba menghibur ibunya dengan tingkah konyol yang mengingatkan Amira pada Aksa.
Suatu ketika, saat mengejar layangan yang putus, Dirga berlari tanpa memperhatikan sekelilingnya dan terjatuh di tengah jalan, nyaris tertabrak mobil. Amira yang mengejarnya terkejut melihat anaknya dalam bahaya, namun lebih terkejut lagi ketika melihat sosok yang keluar dari mobil tersebut—Aksa. Dirga, yang menganggap Aksa sebagai pahlawannya, sangat senang bertemu lagi dengannya.
Di tengah kesulitan finansial dan tanpa pekerjaan, Amira harus menghadapi preman yang mencoba merampas tasnya. Berkat keterampilan bela diri yang diajarkan Aksa, Amira berusaha mempertahankan barang-barangnya. Keberanian dan keteguhan Amira menjadi saksi betapa kuatnya cinta seorang ibu yang terus berharap dan berjuang demi masa depan anaknya.