Liputan6.com, Jakarta Real Madrid tak perlu waktu lama untuk menyaksikan dampak dari pemain barunya, Dean Huijsen. Bek tengah muda itu tampil meyakinkan sejak awal dan langsung mencuri perhatian publik.
Penampilannya memancarkan ketenangan dan kualitas saat menguasai bola, terutama ketika membawa bola keluar dari area pertahanan. Ketenangan seperti itu jarang terlihat pada pemain belakang seusianya.
Para pendukung Madrid sudah mulai menyukai gayanya yang elegan dan cerdas dalam mengalirkan bola. Meski pemain bertahan, kemampuan operannya mengingatkan orang pada salah satu gelandang terbaik yang pernah dimiliki Madrid, yakni Toni Kroos.
Pujian dari Rekan Setim
Federico Valverde menjadi salah satu pemain pertama yang memberikan pujian untuk Huijsen. Gelandang asal Uruguay itu mengatakan, "Dean Huijsen membawa bola dengan sangat baik dan mengoper seperti Toni Kroos."
Ucapan Valverde terasa spesial karena ia bermain lama bersama Kroos dan selalu menaruh respek tinggi pada gelandang Jerman itu. Maka dari itu, membandingkan Huijsen dengan Kroos tentu bukan sembarang komentar.
Kata-kata itu menjadi sinyal bahwa Huijsen punya potensi besar dalam membentuk gaya bermain Madrid ke depan. Ia dipandang sebagai sosok yang bisa melanjutkan tradisi elegan dari lini belakang.
Menyala di Panggung Dunia
Huijsen sudah menunjukkan kemampuannya di ajang Piala Dunia Antarklub 2025. Di turnamen ini, ia tampil memukau dengan visi bermain dan ketenangannya dalam mengatur tempo dari lini belakang.
Banyak yang terkejut melihat betapa naturalnya ia saat memulai serangan dari bawah. Hal ini membuatnya tak sekadar bek pengaman lini belakang, melainkan juga kreator awal dalam skema permainan.
Madrid awalnya merekrut Huijsen untuk menambah tenaga baru di lini belakang. Namun, penampilan awalnya menunjukkan bahwa ia bisa jadi tulang punggung masa depan klub.
Dari Italia ke Inggris, Lalu Madrid
Perjalanan Huijsen menuju Santiago Bernabeu menunjukkan karakter yang matang sejak muda. Ia tumbuh dalam atmosfer sepak bola Italia yang menekankan kedisiplinan taktik dan kecerdikan bertahan.
Setelah itu, waktunya di Bournemouth mengasah ketangguhan fisik dan mentalnya di Liga Inggris. Para suporter Bournemouth bahkan masih menyayangkan kepergiannya karena mereka sudah melihat potensi besar dalam dirinya.
Xabi Alonso pun langsung menjadikannya bagian penting dalam proyek tim. Alonso dikenal menyukai bek yang punya kemampuan membaca permainan dan membangun serangan dari belakang, cocok dengan gaya Huijsen.
Sumber: Madrid Universal