Liputan6.com, Jakarta Luka Modric akhirnya resmi menjadi bagian dari AC Milan. Gelandang 39 tahun asal Kroasia itu diperkenalkan ke publik Rossoneri usai menuntaskan FIFA Club World Cup bersama Real Madrid, lalu menikmati liburan sebelum kembali ke Milanello.
Sebelum bergabung, Modric sempat berdiskusi dengan Carlo Ancelotti, mantan pelatih Madrid yang kini membesut Timnas Brasil. Bagi Modric, Ancelotti adalah figur yang tepat untuk membahas Milan karena pernah melatih klub tersebut selama delapan tahun.
Namun, Ancelotti bukan sosok yang meyakinkan Modric untuk bergabung ke Milan. Keputusan itu, menurut Modric, sudah ia ambil sendiri sebelum pembicaraan terjadi.
Pembicaraan dengan Ancelotti
Modric dan Ancelotti berbicara seputar Milan, mulai dari atmosfer San Siro hingga tekanan tinggi di klub. “Kami berbicara tentang klub secara umum, orang-orang di San Siro, dan bahwa ini adalah klub yang sangat menuntut seperti Real Madrid, ada banyak tekanan,” ujar Modric, dikutip dari Sempre Milan.
Namun, Modric menegaskan bahwa Ancelotti tak memengaruhi keputusannya. “Dia tidak meyakinkan saya untuk bergabung dengan Milan; saya sudah tahu ingin melakukannya,” ucapnya.
Refleksi Musim Lalu
Milan hanya finis di peringkat kedelapan Serie A musim lalu, tapi Modric tak kehilangan optimisme. “Saya punya perasaan positif. Jelas musim lalu tidak berjalan baik; tim finis kedelapan. Namun, kita harus belajar dari pengalaman ini,” kata dia.
Modric menyoroti performa Milan saat melawan Madrid di Bernabeu sebagai acuan kualitas. “Jika Milan bisa bermain seperti saat melawan kami tahun lalu di Bernabeu – saya tidak tahu apa masalahnya, mengapa mereka tidak selalu bermain seperti itu – maka levelnya sangat tinggi,” ucapnya.
Pesan dari Rakitic dan Harapan di Milan
Mantan gelandang Kroasia dan Barcelona, Ivan Rakitic, mengatakan bahwa Milan sangat beruntung bisa memboyong Modric. “Ivan dan saya adalah teman baik, kami punya hubungan yang hebat. Dia menulis pesan yang indah dan saya sangat senang,” ujar Modric.
Ia merasa justru dirinya yang beruntung bisa berseragam Milan. “Saya yang beruntung menjadi bagian dari klub besar ini dan saya sama sekali tidak menganggapnya remeh,” lanjutnya.
Peran Pemimpin di Ruang Ganti
Modric sadar ia punya tanggung jawab besar sebagai pemain senior di skuad Milan. “Rasanya luar biasa punya kesempatan membantu tim, tapi saya ulangi, individu tidak bisa melakukan apa pun sendirian,” katanya.
Ia menekankan pentingnya kerja tim di atas segalanya. “Anda tidak bisa membuat perbedaan sendirian; Anda harus menciptakan tim di mana individu bisa tampil maksimal. Saya di sini untuk memberikan segalanya, seperti sepanjang karier saya,” tegas Modric.
Sumber: Sempre Milan