Liputan6.com, Jakarta Film komedi GJLS: Ibuku Ibu-Ibu, yang sebelumnya telah sukses menarik perhatian penonton di bioskop akan tayang eksklusif di Vidio mulai 11 Oktober 2025. Film yang diproduksi oleh Amadeus Sinemagna dan disutradarai oleh Monty Tiwa ini kembali menampilkan gaya humor khas trio GJLS yang dipadukan dengan drama keluarga penuh kejutan.
Menariknya, trio GJLS: Rigen Rakelna, Hifdzi Khoir, dan Ananta Rispo berperan sebagai diri mereka sendiri di film ini. Chemistry natural dan spontanitas khas mereka membuat setiap dialog terasa hidup, lepas, dan benar-benar mencerminkan keunikan gaya humor GJLS yang sudah dikenal luas di dunia komedi Indonesia.
Film ini juga menghadirkan deretan bintang besar seperti Luna Maya, Nadya Arina, Bucek Depp, hingga Aris Prayoga. Kolaborasi mereka menjadikan film ini bukan hanya sekadar tontonan komedi, tetapi juga kisah keluarga penuh warna dengan sentuhan emosional yang dekat dengan realitas masyarakat.
Cerita Seru Sekaligus Kocak Film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu
Kisahnya berfokus pada tiga saudara, yakni Rigen, Hifdzi, dan Rispo yang hidup dalam kekacauan setelah kehilangan ibu mereka. Masing-Masing dari mereka dihimpit problem hidup yang makin mendesak: Hifdzi dituntut menikahi kekasihnya yang hamil, Rigen harus ganti mobil bos event organizer karena kelalaiannya, dan Rispo dikejar penagih hutang karena judi serta pinjaman online.
Mereka berharap ayah mereka (Bucek Depp) akan menjual rumah kos sebagai solusi finansialnya. Tapi ternyata, sang ayah punya rencana lain yaitu ingin menikahi Feni (Nadya Arina), seorang SPG muda yang tinggal di kosnya dan bahkan berencana mewariskan kos itu kepadanya. Kecurigaan terhadap Feni memicu berbagai usaha sabotase kocak dari Rigen, Hifdzi, dan Rispo.
Namun, semua usaha ini digagalkan oleh sebuah plot twist besar: munculnya Sumi (Luna Maya), teman lama Tyo, yang dengan licik mencuri sertifikat rumah kos keluarga dan melarikan diri. Di saat ketiganya baru menyadari bahwa mereka telah dipermainkan, sebuah lagu kejutan muncul. Pengumuman bahwa ayah mereka tak hanya menikahi Feni atas dasar cinta, melainkan ada urgensi besar di belakangnya, sebuah kebutuhan mendesak yang membuatnya melakukan langkah ekstrem.
Film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu ini tak pernah memberi ruang bagi penonton untuk merasa aman; setiap 10-15 menit ada perubahan alur yang membuat kita harus menebak ulang siapa yang benar, siapa yang khianat, siapa yang tertawa di balik air mata. Pendekatan yang “melawan pakem” dengan improvisasi, bloopers yang sengaja ditampilkan, dan breaking-wall moments menambah lapisan absurd namun mendalam bahwa terkadang, kehidupan keluarga lebih penuh kejutan daripada yang pernah kita bayangkan.