Liputan6.com, Jakarta - Sidang Tahunan MPR/DPR 2025 di Kompleks Parlemen, Jakarta, menjadi panggung bagi Presiden Prabowo Subianto untuk memaparkan capaian dan arah kebijakan pemerintah. Dalam pidatonya, Prabowo menekankan pentingnya menjaga kedaulatan ekonomi dan mengelola kekayaan negara secara bijak.
Namun, perhatian publik tertuju pada bagian ketika ia mengulas strategi transformasi teknologi yang dinilai menjadi kunci pemerataan pembangunan di Indonesia.
Prabowo menegaskan, teknologi bukan hanya soal modernisasi, tetapi juga instrumen untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi pemerintahan.
“Kami telah membentuk sistem Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN ) untuk memastikan program-program pemerintah tepat sasaran,” ujarnya, Jumat (15/8/2025).
Melalui DTSEN yang merupakan kumpulan data yang berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) seluruh penduduk Indonesia, pemerintah berupaya mempercepat distribusi bantuan, mencegah kebocoran anggaran, dan memastikan setiap rupiah digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat.
Digitalisasi untuk Pemerintahan Efektif
Presiden Prabowo menjelaskan bahwa DTSEN menjadi fondasi penting dalam penyaluran bantuan dan subsidi. Dengan basis data yang terintegrasi, pemerintah dapat memverifikasi penerima manfaat secara akurat, sehingga bantuan benar-benar diterima oleh kelompok masyarakat berpendapatan terendah.
Langkah ini diharapkan meminimalkan praktik penyalahgunaan dan memastikan efektivitas anggaran negara.
Selain itu, pemerintah gencar melakukan digitalisasi pendidikan melalui distribusi 288.000 layar pintar ke sekolah-sekolah, termasuk di daerah terpencil.
“Agar anak-anak di desa tertinggal yang tidak ada guru yang bagus bisa mengikuti pelajaran dari guru-guru terbaik secara virtual,” kata Prabowo Subianto.
Inisiatif ini tidak hanya menutup kesenjangan pendidikan, tetapi juga menanamkan keterampilan teknologi sejak dini pada generasi muda.
Pendidikan Sains dan Teknologi
Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, Prabowo memprioritaskan pembangunan sekolah unggulan yang fokus pada sains dan teknologi.
Tahun ini, pemerintah menargetkan pendirian 20 Sekolah Unggul Garuda dan 80 Sekolah Unggul Garuda Transformasi, disertai pengembangan SMA Taruna Nusantara Terintegrasi di berbagai wilayah.
Di sektor kesehatan, pemerintah memperluas kapasitas tenaga medis dengan menambah 148 program studi di 57 fakultas kedokteran, mencakup prodi spesialis dan sub-spesialis.
“Pendidikan adalah kunci. Lebih dari 13.000 sekolah dan 1.400 madrasah akan kita tingkatkan,” ia memaparkan.
Program ini diharapkan tidak hanya melahirkan lulusan berkualitas, tetapi juga memperkuat daya saing bangsa di tengah kompetisi global yang kian ketat.
Visi Indonesia Maju Berbasis Teknologi
Prabowo menegaskan bahwa integrasi teknologi dalam pemerintahan dan pendidikan adalah strategi jangka panjang untuk membangun Indonesia yang mandiri dan berdaya saing.
Digitalisasi data, modernisasi sarana pendidikan, dan penguatan sekolah unggul menjadi fondasi penting menuju pemerataan kesejahteraan. Ia optimistis langkah ini mampu mengurangi ketimpangan, memutus rantai kemiskinan, serta membuka peluang kerja baru.
“Anak-anak yang miskin, kalau orang tuanya miskin, mereka tidak perlu untuk terus miskin. Kita berdayakan dengan kualitas pendidikan yang baik,” ucapnya.
Dengan pendekatan berbasis teknologi dan inovasi, pemerintah menargetkan Indonesia tak hanya mengejar ketertinggalan, tetapi juga menjadi pemain utama di bidang pendidikan, sains, dan ekonomi digital di masa depan.