Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Rusia mengumumkan pembatasan panggilan di aplikasi perpesanan WhatsApp (WhatsApp Call) dan Telegram (voice call). Berita ini menjadi sorotan para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Kamis (14/8/2025) kemarin.
Informasi lain yang juga populer datang dari harga iPhone 17 Pro yang bakal naik karena menawarkan penyimpanan dua kali lipat dari iPhone 16 Pro.
Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.
1. Rusia Batasi WhatsApp Call dan Panggilan Telegram, Ini Alasannya
Di tengah meningkatnya ketegangan antara pemerintah Rusia dan perusahaan teknologi asing, langkah tegas kembali diambil terhadap dua aplikasi pesan instan paling populer di negara itu.
Mengutip The Guardian, Kamis (14/8/2025), pemerintah Rusia mengumumkan pembatasan panggilan di aplikasi perpesanan WhatsApp (WhatsApp Call) dan Telegram (voice call).
Langkah ini diambil dengan alasan kedua platform milik asing tersebut tidak membagikan informasi kepada penegak hukum dalam kasus penipuan dan terorisme.
Regulator komunikasi Roskomnadzor menegaskan bahwa kebijakan ini bersifat parsial dan tidak memengaruhi fungsi lain di kedua aplikasi, sehingga pengguna masih bisa berkirim pesan teks atau media seperti biasa.
Sementara itu, Kementerian Digital Rusia menyatakan akses penuh akan dipulihkan jika WhatsApp dan Telegram mulai mematuhi hukum setempat, termasuk berbagi data yang diminta otoritas.
Keputusan ini memicu perdebatan di kalangan pengguna dan pemerhati teknologi, mengingat WhatsApp dan Telegram telah menjadi tulang punggung komunikasi pribadi maupun bisnis bagi jutaan orang di Rusia.
Banyak pihak melihatnya sebagai langkah strategis yang bisa berdampak jangka panjang terhadap kebebasan komunikasi digital di negara tersebut.
2. Harga iPhone 17 Pro bakal Naik, Tawarkan Penyimpanan 2x Lipat dari iPhone 16 Pro
Apple dikabarkan bakal menaikkan harga iPhone 17 Pro sebesar USD 50 ( Rp 804 ribuan) ketimbang seri pendahulunya, iPhone 16 Pro, untuk pasar di Amerika Serikat (AS).
Meski harga iPhone 17 Pro naik, ponsel baru milik iPhone ini sisebutkan bakal hadir dengan kapasitas penyimpanan lebih lega di 256GB, dua kali lipat dari standar 128GB di generasi sebelumnya.
Informasi ini pertama kali dibagikan oleh leaker asal Tiongkok, Instant Digital, melalui akun Weibo miliknya. Menarik, klaim terkait iPhone serupa juga telah diunggah tiga kali dalam beberapa minggu terakhir.
Hal ini semakin memperkuat spekulasi Apple memang akan mengubah strategi mereka di tahun ini, dengan menawarkan iPhone dengan kapasitas lebih besar tetapi harganya lebih mahal.
Saat ini, iPhone 16 Pro dibanderol mulai dari USD 999 untuk varian 128GB, sementara versi 256GB dijual seharga USD 1.099. Sedangkan untuk iPhone 16 Pro, ponsel ini dijual mulai dari USD 1.199 dengan kapasitas 256GB.
3. AI Bisa Curi Identitas Digital untuk Retas Korban dalam Hitungan Menit, Ini Cara Mencegahnya!
Kecerdasan Buatan (AI) menjelma menjadi pedang bermata dua dalam lanskap identitas digital modern. Di satu sisi, teknologi ini menawarkan solusi revolusioner untuk memperkuat sistem verifikasi, meningkatkan akurasi, dan menjaga keamanan data pribadi.
Namun, di sisi lain, AI juga dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan siber untuk melancarkan serangan yang semakin canggih dan sulit dideteksi, menargetkan identitas digital individu dan organisasi.
Identitas digital telah menjadi 'pintu depan' utama bagi hampir setiap titik akses digital, baik untuk manusia maupun mesin, menjadikannya target empuk bagi penjahat siber.
Dengan semakin meluasnya penggunaan platform digital dan layanan berbasis cloud, permukaan serangan pun ikut melebar, meningkatkan risiko terjadinya pelanggaran data dan penipuan.
Menurut Country Manager CyberArk Indonesia, Hendry Wijawijaya, identitas digital adalah pintu gerbang utama masuknya ancaman.
"Bila tidak dikelola dengan cerdas, organisasi bisa menjadi korban serangan AI dalam hitungan menit," ujarnya, dikutip Kamis (14/8/2025).
Laporan terbaru dari CyberArk 2025 State of Machine Identity Security menunjukkan bahwa rasio identitas mesin terhadap manusia kini mencapai 82:1 secara global.